Kabupaten Ngawi memiliki beragam warisan budaya dan komunitas lokal yang melimpah,
mencerminkan kekayaan nilai sejarah dan tradisi daerah yang kuat. Namun demikian, kurangnya pengelolaan
terhadap aset budaya serta minimnya fasilitas untuk mendukung aktivitas berbasis komunitas lokalbudaya
menjadi tantangan yang mendesak untuk diatasi. Dalam hal ini, cultural hub dengan pendekatan
placemaking dirancang untuk mengintegrasikan aspek sejarah, komunitas, dan kreativitas ke dalam satu ruang
yang inklusif dan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang melibatkan
observasi terhadap perilaku, interaksi sosial, dan suasana kawasan, serta analisis konteks, tapak, dan
permasalahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan dan pemahaman yang
komprehensif mengenai penerapan pendekatan placemaking dalam perancangan fasilitas cultural hub di
kawasan Benteng Van den Bosch, Ngawi.