Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sejarah awal mula perayaan
Festival Boujloud serta memahami pemaknaan kostum dalam perayaan
festival tersebut. Adapun dalam penelitian ini mengkaji : (1) sejarah
awal mula Festival Boujloud Maroko serta dinamika perkembangan kostum yang
menjadi instrumen penting pada perayaan tersebut; (2) makna simbolik yang terkandung
dalam kostum pada Festival Boujloud di Maroko.
Metode yang digunakan
peneliti merupakan metode kualitatif dengan
analisis data deskriptif. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu teori
semiotika Charles Shanders Pierce yang membantu menghubungkan objek, tanda-tanda
serta keterlibatan makna dalam ikon kostum pada perayaan
Festival Boujloud di Maroko. Adapun data dalam
penelitian diperoleh dari dua sumber, yaitu data primer dan dan data sekunder.
Data primer pada penelitian bersumber pada video dari kanal youtube dan media sosial instagram. Sedangkan data sekunder
bersumber pada buku, jurnal, serta artikel yang mengacu pada pembahasan seputar
Festival Boujloud dan makna kostum yang dikenakan pada
perayaan tersebut di Maroko. Berdasarkan
beberapa poin yang nantinya akan dipaparkan, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, yaitu mengamati
dan menelaah sumber literatur objek kajian pada kostum yang dipakai dalam
Festival Boujloud. Teknik pengumpulan data melalui
tiga tahap, yaitu kepustakaan atau library research, analisis data, dan
deskripsi hasil.
Hasil
temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) Festival Boujloud yang
menjadi tradisi tahunan di Maroko berakar pada tradisi pagan terdahulu. Kepercayaan
Berber kuno yang dipengaruhi paham pagan kuno memiliki kebiasaan menghormati
leluhur mereka dengan merayakan pergantian musim melalui perayaan tersebut.
Pada saat Islam mulai masuk ke wilayah Maroko, kebudayaan tersebut
diasimilasikan menjadi perayaan yang menjadi wujud syukur pada momen Idul Adha
disana. (2) Makna yang terkandung pada kostum yang digunakan saat Festival
Boujloud menunjukkan arti keberanian dan ketangguhan bagi pemakainya. Selain
itu, kostum juga dapat dimaknai sebagai bentuk keanggunan bagi seorang wanita
yang megenakannya. Makna yang disimpulkan tersebut mengacu pada perwujudan
beberapa tokoh legenda dalam certa rakyat Maroko maupun mitos Yunani Kuno,
seperti sosok boujloud dan
Aisha Qandisha.