Bali Butterfly Park merupakan pusat konservasi kupu-kupu terbesar se-Asia Tenggara yang memiliki lebih dari 900 jenis kupu-kupu dan serangga dari berbagai spesies didalamnya. Sayangnya, tempat wisata ini hampir bangkrut akibat pandemi covid-19 yang menyebabkan banyaknya spesies yang mati dan fasilitas yang tidak terawat sehingga perlu adanya strategi pengembangan desain. Pengembangan Bali Butterfly Park bertujuan sebagai upaya pengembangan konservasi kupu-kupu yang sudah ada dengan penambahan fasilitas rekreasi (resort), edukasi (museum), dan konservasi (riset penelitian) dengan mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan ekologis kupu-kupu, pengalaman pengunjung dan ekonomi sebagai keberlanjutan lingkungan konservasi melalui implementasi arsitektur ekologis. Strategi desain ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan studi literatur. Desain ini berfokus pada penggunaan teknologi hemat energi, ramah lingkungan dan memperhatikan iklim setempat sehingga menciptakan desain yang berkelanjutan.