Abstrak
Analisis usaha jenang ketan pada sentra industri rumah tangga di kabupaten Ponorogo
Oleh :
Luthfi Ikhwan Janani - H0305022 - Fak. Pertanian
ABSTRAK
Pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sektor yaitu tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Kelima sektor pertanian
tersebut bila ditangani lebih serius sebenarnya akan mampu memberikan
sumbangan yang besar bagi perkembangan perekonomian Indonesia
mendatang, salah satu penanganannya yaitu dengan perkembangan
perekonomian pada bisnis pertanian atau agrobisnis (Soekartawi, 1999).
Komoditi pertanian pada umumnya dihasilkan sebagai bahan mentah
dan mudah rusak, sehingga perlu langsung dikonsumsi atau diolah terlebih
dahulu. Sumbangan hasil produksi pertanian dapat berupa penyediaan bahan
pangan, baik berupa biji-bijian, sayur mayur dan buah-buahan. Meskipun
demikian sektor pertanian tidak sepenuhnya dapat menghasilkan output
dengan atribut sesuai yang diinginkan konsumen, sehingga dilakukan beragam
aktivitas untuk memberi nilai guna/tambah. Proses pengolahan ini dapat
meningkatkan guna bentuk komoditi-komoditi pertanian (Mulyani, 2003).
Sebagai penggerak pembangunan pertanian, agroindustri diharapkan
dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik
dalam sasaran pemerataan pembangunan maupun pemerataan pembangunan
ekonomi. Keberadaaan agroindustri di pedesaan diharapkan dapat
meningkatkan permintaan terhadap komoditas pertanian, karena sektor
agroindustri berperan dalam mengubah produk pertanian menjadi barang yang
lebih berguna bagi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pembangunan
pertanian yang dikaitkan dengan pengembangan industri pertanian perlu
diarahkan ke wilayah pedesaan.
Industri pengolahan komoditas pertanian selain mengolah hasil
pertanian tentu saja mempunyai tujuan yaitu untuk memperoleh pendapatan
guna mempertahankan kelangsungan usahanya. Suatu usaha akan melakukan
kegiatannya secara terus menerus agar dapat mempertahankan atau bahkan
1
xi
untuk mengembangkan keberadaan perusahaan, maka kegiatan yang
dilakukan perusahaan haruslah memperoleh keuntungan.
Ketan merupakan komoditi pertanian dari salah satu macam beras yang
jika ditinjau dari segi nilai gizi didominasi oleh pati (sekitar 80-85%) dan juga
mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron atau lapisan
terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit ), mineral,
dan air (Anonima
, 2009), mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan
dalam rangka menunjang kebutuhan bahan pangan di Indonesia mengingat
kebutuhan ketan sebagai bahan baku berbagai macam makanan. Hasil
pengolahan lebih lanjut dari beras ketan diantaranya berupa tepung ketan.
Tepung ketan adalah bahan baku yang sesuai untuk pembuatan kue, gula-gula,
pudding, dodol, jenang, produk saus, tepung pembungkus ayam goreng
(Irawan, 1998).
Ponorogo merupakan salah satu daerah yang telah mengembangkan
agroindsutri, dalam hal ini adalah agroindustri jenang. Industri jenang sendiri
telah dilakukan dari dahulu mengingat jenang adalah makanan atau jenis
snack yang dihidangkan pada saat ada acara-acara warga yang tinggal di
daerah karena jenang adalah jenis makanan tradisional atau bisa juga sebagai
makanan untuk oleh-oleh.
Jenang ketan yang dihasilkan oleh produsen jenang ketan di Kabupaten
Ponorogo adalah jenang ketan yang menggunakan tepung ketan sebagai bahan
baku utamanya. Usaha jenang ketan di Kabupaten Ponorogo pada umumnya
berskala industri kecil dan skala rumah tangga. Akan tetapi, di tengah
persaingan dengan industri makanan lain dan semakin melambungnya harga
bahan baku untuk berproduksi, banyak produsen jenang ketan yang gulung
tikar, walaupun masih ada juga yang mampu bertahan. Kenyataan inilah yang
mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai usaha jenang
ketan tingkat rumah tangga di Kabupaten Ponorogo.