Abstrak


Perubahan Iklim dan Praktik Agensi Istri Nelayan Berbasis Sustainable Livelihood Pada Masyarakat Pesisir


Oleh :
Oktavia Ningrum - D0321081 - Fak. ISIP

Perubahan iklim semakin marak terjadi dan mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia, sama halnya dengan masyarakat pesisir di Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau yang merasakan dampak signifikan. Di satu sisi, nelayan dan istri nelayan telah erat kaitannya dengan ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan kehidupan dan beradaptasi peran seorang istri sangat dibutuhkan. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan agensi melalui cara-cara atau ide-ide kreatif seorang istri nelayan yang memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar lingkungannya. Selaras dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dinamika ekologi masyarakat pesisir sebagai akibat dari perubahan iklim dan praktik agensi istri nelayan dalam menghadapi dampak perubahan iklim berbasis sustainable livelihood pada masyarakat pesisir. Penelitian ini dijalankan dengan menerapkan metode kualitatif beserta pendekatan fenomenologi. Sumber data berasal dari sumber primer dan sekunder. Kelengkapan data didapatkan melalui data primer seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selain itu, memanfaatkan data sekunder tulisan-tulisan ilmiah seperti buku, jurnal, analisa literatur, kebijakan pemerintah, skripsi, artikel ilmiah, dan berita yang didapatkan secara online yang berkaitan dengan penelitian. Dalam menentukan informan, penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teori Praktik Sosial dari Pierre Bourdieu dipilih dalam penelitian ini untuk melihat dan menganalisis fenomena ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa nelayan mengalami dampak perubahan iklim berupa angin dan kecepatan angin yang berpengaruh pada gelombang dan arus, pencemaran melalui air kotor, munculnya banyak sampah, berubah serta terbatasnya area fishing ground, dan berkurangnya jumlah tangkapan ikan. Hal tersebut menyebabkan istri nelayan harus melakukan agensi berupa menciptakan siasat berniaga ikan, diversifikasi pengolahan hasil tangkapan menjadi ikan masin, membangun strategi untuk menjaga kualitas arang bakau, berburu pinang di orang jawa, dan memancing ikan di bawah pokok bakau. Segala agensi dilakukan dengan memanfaatkan faktor pendukung di dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam hal ini, melalui sustainable livelihood framework dilengkapi rumus generatif praktik sosial yang dihasilkan dari habitus, modal, dan ranah menyebabkan nelayan dan istri nelayan mampu bertahan serta berusaha mendapatkan kehidupan yang berkelanjutan di tengah-tengah perubahan iklim yang mengancam kehidupan.