Pendahuluan: Diperkirakan setiap tahun terdapat 2,3 - 2,5 juta kasus baru epilepsi yang menyerang kelompok usia anak dibawah 10 tahun, insidensinya menurun di usia 20 tahun keatas dan semakin menurun di 50-65 tahun. Bagi orang tua, perannya sangat dibutuhkan dalam pendampingan tumbuh kembang anak yang menderita epilepsi karena akibatnya dapat mempengaruhi fungsi motorik, sensorik, kognitif, dan bahkan perkembangan mental anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pengetahuan orang tua terhadap asupan gizi dengan bangkitan epilepsi pada pasien anak di RSUD dr. Moewardi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah orang tua dengan pasien anak yang terdiagnosis epilepsi dan terdata sebagai pasien di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Pengolahan data, meliputi (a) Merekap hasil wawancara dengan orang tua pasien. (b) Merekap data dari lembar informed consent dan kuesioner dari orang tua pasien. (c) Mencocokkan dengan data rekam medis. (d) Pelaporan hasil penelitian. Data ini akan dianalisis bivariat menggunakan distribusi data dengan uji normalitas
Hasil: Menunjukkan bahwa (1) 60% responden memahami pentingnya pemberian makanan bergizi seimbang untuk mendukung kesehatan anak seperti epilepsi. (2) Bangkitan epilepsi pada pasien anak menunjukkan mayoritas pasien mengalami kejang dengan frekuensi jarang, (< 3>Chi-Square diperoleh P-value sebesar 0,000, sehingga Ha diterima.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan orang tua mengenai asupan gizi dan frekuensi bangkitan epilepsi pada pasien anak di RSUD dr. Moewardi.