Abstrak
Analisis Implementasi Pembelajaran Berbasis Teaching Factory: ditinjau dari Konsep, Peluang, dan Tantangannya
Oleh :
Carmelia Clara Bella - K2520021 - Fak. KIP
Carmelia Clara Bella. K2520021. Pembimbing I: Prof. Dr. Suharno, S.T., M.T..
Analisis Implementasi Pembelajaran Berbasis Teaching Factory: ditinjau dari
Konsep, Peluang, dan Tantangannya. Skripsi, Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2025.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mendeskripsikan tentang bagaimana
konsep teaching factory di dalam pembelajaran, (2) untuk menganalisis peluang dalam
mengimplementasikan pembelajaran yang berbasis teaching factory, serta (3) untuk
mengetahui tantangan dalam mengimplementasikan pembelajaran yang berbasis
teaching factory. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 5 Surakarta, pemilihan
tempat penelitian ini didasarkan karena SMK Negeri 5 Surakarta merupakan salah satu
sekolah yang telah menerapkan pembelajaran berbasis Teaching Factory. Sampel
dalam penelitian ini sejumlah 57 orang, yaitu 48 peserta didik kelas XI B dan D serta
9 guru mata pelajaran kejuruan Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan instrumen berupa angket. Teknik uji validitas yang digunakan
adalah expert judgement. Hasil data angket dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian ini sebagai berikut: aspek konsep menurut guru berada pada kategori
sangat tinggi dengan rata-rata presentase 92?n menurut peserta didik aspek konsep
berada pada kategori tinggi dengan rata-rata presentase 79,65%. Hal itu, menunjukkan
guru dan peserta didik sudah memahami konsep Teaching Factory dengan baik.
Sedangkan pada aspek tantangan menurut guru berada pada kategori sangat tinggi
dengan rata-rata presentase 86,34?n menurut peserta didik berada pada kategori
tinggi dengan rata-rata presentase 66,7% yang menunjukkan bahwa terjadi hambatan
dalam pengimplementasian Teaching Factory. Tantangan yang dihadapi guru saat
pelaksanaan Teaching Factory di SMK Negeri 5 Surakarta adalah kurangnya
ketersediaan mesin dan bahan di ruang produksi (bengkel), terbatasnya jumlah guru,
dan waktu mengajar yang kurang. Sedangkan hambatan yang dialami peserta didik
yaitu kurangnya ketersediaan mesin dan bahan di ruang produksi (bengkel), waktu
praktik yang cenderung lama, dan produk yang dihasilkan saat praktik hanya dijadikan
panjangan saja. Pelaksanaan pembelajaran Teaching Factory di SMK Negeri 5
Surakarta berpeluang untuk dilanjutkan karena guru sudah memahami dan mengerti
konsep dari teaching factory serta mesin yang tersedia sudah memadai walaupun
beberapa mesin masih membutuhkan maintenance.