Okcta Sena
Putri Nugroho. K7121216. Pembimbing: Dr. Karsono, M.Sn. PEMBELAJARAN
EKSTRAKURIKULER SENI TARI DITINJAU DARI PERSPEKTIF MULTISENSORY LEARNING
DI SDN MUNGGUNG SURAKARTA TAHUN 2024-2025. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Mei 2025.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SDN Munggung Surakarta
Tahun Ajaran 2024/2025 ditinjau dari perspektif multisensory learning. Penelitian
ini berlokasi di SDN Munggung Surakarta yang dilaksanakan dari bulan September
2024 hingga bulan Maret 2025. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi pada guru seni
tari dan peserta didik yang terlibat dalam ekstrakurikuler. Sumber data yang
dikumpulkan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Uji
validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis
data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar memiliki peran penting
dalam mengembangkan keterampilan motorik, kreativitas, dan apresiasi budaya
peserta didik. Namun, integrasi seni tari dalam pendidikan masih menghadapi
berbagai kendala, seperti keterbatasan fasilitas dan metode pembelajaran yang
belum sepenuhnya adaptif terhadap gaya belajar siswa yang beragam. Berdasarkan
hasil analisis menggunakan multisensory learning diperoleh temuan (1)
tahap perencanaan masih dirumuskan secara tradisional dan tidak diwujudkan
dalam rancangan tertulis, karena pembelajaran ekstrakurikuler dianggap lebih
fleksibel dibandingkan pembelajaran intrakurikuler. (2) Pada pelaksanaan
ekstrakurikuler seni tari, aspek yang ditinjau dalam multisensory learning
telah muncul secara keseluruhan. Aspek yang dominan muncul dalam multisensory
learning yaitu tiga aspek: visual (penglihatan), auditori
(mendengar), dan kinestetik (gerakan tubuh), sedangkan aspek tactile
(sentuhan) masih kurang terpenuhi karena keterbatasan sarana prasarana dan
waktu latihan. (3) Evaluasi dilakukan melalui pengamatan gerakan, pemberian
umpan balik lisan, serta penilaian individu maupun kelompok di akhir semester,
yang berfokus pada aspek visual, auditori, dan kinestetik.
Evaluasi ekstrakurikuler ini berbasis pada teknik unjuk kerja atau uji kinerja,
peserta didik diminta menarikan kembali tarian yang telah dilatih dalam suasana
pementasan yang nyata dengan adanya panggung, kostum, dan iringan musik. Berdasarkan
analisis, disimpulkan bahwa pendekatan multisensory learning dalam
pembelajaran ekstrakurikuler seni tari di SDN Munggung Surakarta telah
diterapkan, namun belum menyeluruh pada semua aspek yang ada dalam multisensory
learning.
Kata kunci: sekolah dasar, multisensory learning, ekstrakurikuler seni tari, pembelajaran.