Akar bajakah adalah tumbuhan endemik yang digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian menunjukkan akar bajakah mengandung senyawa aktif seperti fenolik, flavonoid, tanin, dan saponin. Pada dosis 5 mg/mL dan 50 mg/mL akar bajakah dapat meredakan gastritis dan mengurangi berat dan volume tumor. Zat aktif herbal konsentrasi 2% per formula dapat digunakan sebagai alternatif untuk mendapatkan manfaat ekstrak bahan alam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi basis maltosa-sukrosa terhadap sifat fisikokimia sediaan hard lozenges ekstrak etanol 50% akar bajakah. Hard lozenges dipilih sebagai sistem pengantaran karena praktis, memungkinkan absorbsi bahan aktif di rongga mulut, memperpanjang waktu kontak obat dengan rongga mulut sehingga diperoleh efek tertentu, dan dapat diterima oleh pasien dari segala usia. Penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dimana akar bajakah dimaserasi dengan pelarut etanol 50% menghasilkan rendemen sebesar 12,0019%. Penelitian ini menggunakan variasi rasio sukrosa : maltosa F1 (2:1), F2 (1:1), dan F3 (1:2). Hard lozenges yang dihasilkan tersebut diuji keseragaman bobot, kekerasan, waktu hancur, terima rasa (hedonik), kestabilan, disolusi, dan diuji analisa statistik dengan one-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan variasi sukrosa dan maltosa mempengaruhi sifat fisikokimia hard lozenges. Formula dengan perbandingan sukrosa-maltosa pada proporsi yang seimbang (F2) merupakan formula yang paling memenuhi kriteria permen keras yang baik sesuai Farmakope edisi V dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Nilai rata-rata keseragaman bobot formula 2 (1:1) adalah 250 mg dengan CV 3,8%-4,2%, kekerasan 9,43 kg, waktu hancur 10,48 menit dan profil disolusi ? 83,34% pada 60 menit. Selain itu, formula ini paling disukai oleh panelis dengan presetase 65% menyatakan sangat suka dan 35% menyatakan suka.