Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa pada materi
induksi elektromagnetik yang abstrak dan sulit divisualisasikan, serta siswa
sulit menghubungkan materi dengan fenomena di dunia nyata. Oleh karena itu,
dikembangkan media pembelajaran kereta maglev dengan pendekatan CTL untuk
membantu siswa memahami konsep fenomena fisika secara konkret. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa yang
menggunakan media pembelajaran Kereta Maglev dalam meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siswa dibandingkan dengan media powerpoint, serta
mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa
setelah menggunakan media pembelajaran kereta
maglev dibandingkan dengan media powerpoint. Penelitian ini
dilakukan dengan metode quasi experimental desain kontrol grup pretest-posttest
dengan teknik analisis kuantitatif menggunakan instrumen tes berupa soal pilihan
ganda beralasan pada materi induksi elektromagnetik. Sampel
penelitiannya adalah kelas XII A dan XII C SMA N 1 Gondang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
antara kelas kontrol dan eksperimen. Selain itu, besar peningkatan keterampilan
berpikir kritis lebih besar pada kelas eksperimen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata N-Gain kelas
eksperimen sebesar 0.51 yang menunjukkan kategori sedang. Implikasi
dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran kereta
maglev dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan menjadi alternatif
inovatif dalam pembelajaran fisika.