Sekolah Menengah Kejuruan adalah satuan pendidikan yang dibentuk untuk mempersiapkan peserta didik yang kompeten dan siap kerja demi terpenuhinya upaya pembangunan manusia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Akan tetapi, tujuan ini justru bertolak belakang dengan data bahwa lulusan SMK tercatat sebagai posisi tertinggi dalam Tingkat Pengangguran Terbuka sejak tahun 2022 lalu. Kondisi ini menjadi tantangan bagi siswa tingkat akhir yang sedang menjalani masa transisi kehidupan, sehingga penting bagi para siswa untuk memiliki optimisme dalam diri. Kelekatan orang tua (parental attachment) adalah salah satu faktor pembentuk dari optimisme individu. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara parental attachment dengan optimisme pada siswa tingkat akhir SMK. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif melalui teknik analisis korelasi Pearson Product Moment. Subjek penelitian adalah 290 siswa kelas XII (NLaki-laki=272; NPerempuan=18) SMKN 5 Surakarta yang dipilih melalui metode cluster random sampling. Optimisme diukur dengan Skala Life Oriented Test-Revised (r = 0.715) dan kelekatan orang tua diukur dengan Skala Kelekatan Orang Tua (r = 0.948). Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya hubungan signifikan antara kelekatan orang tua dengan optimisme pada siswa (r=0.231; p<0>parental attachment yang lebih tinggi dibanding perempuan (Mdifference=11.341, p<0>