Konsep kota kreatif merupakan pendekatan pembangunan perkotaan yang menempatkan kreativitas sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi lokal. Pengembangan konsep kota kreatif telah mendapat dukungan dengan terbentuknya UNESCO Creative Cities Network (UCCN) yang mendorong kota-kota di seluruh dunia untuk mengintegrasikan pengembangan kota kreatif berkelanjutan. Di Indonesia, lima kota telah bergabung dalam jaringan ini, salah satunya adalah Kota Surakarta. Pengembangan Kota Surakarta sebagai kota kreatif melibatkan unit-unit terkecil seperti kelurahan. Salah satu kelurahan yang berpotensi adalah Kelurahan Serengan dengan industri kreatif unggulannya berupa blangkon dan shuttlecock. Pengembangan kedua industri kreatif tersebut telah mendapat perhatian dan menjadi daya tarik wisata yang mendorong pengembangan Kelurahan Serengan menjadi kampung wisata kreatif. Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada penetapan resmi Kelurahan Serengan sebagai kampung wisata kreatif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kesiapan Kelurahan Serengan untuk pengembangan kampung wisata kreatif. Melalui metode penelitian kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan skoring, data yang telah diperoleh melalui observasi, kuesioner, wawancara, dan studi dokumen akan diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan Serengan memiliki peran strategis dalam mendukung Kota Surakarta sebagai kota kreatif melalui pengembangan industri blangkon dan shuttlecock yang berpotensi menjadi daya tarik wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapan Kelurahan Serengan berada pada kategori tinggi, namun diperlukan strategi penguatan lebih lanjut untuk mendukung penetapan resmi sebagai kampung wisata kreatif. Karakter kedua produk kreatif unggulan telah memperkuat daya tarik wisata, didukung oleh keberagaman sektor industri kreatif, keberadaan tempat ibadah, kemudahan akses, serta peran stakeholder. Namun, kesiapan sebagai kampung wisata kreatif masih perlu ditingkatkan melalui keterampilan pelaku industri untuk mendorong inovasi dan teknologi, perbaikan koordinasi antar stakeholder, struktur aktivitas wisata, dan fasilitas pendukung.