;
Pandemi Covid-19 yang mendunia ini telah
mengakibatkan tantangan baru bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia, terutama di sektor
pendidikan. Adanya kebijakan
proses belajar mengajar secara daring tentu mempengaruhi kegiatan pendidikan dalam pelaksanaa pembelajaran. Salah satu dampak pelaksanaan daring yang dikhawatirkan adalah terjadinya learning loss, berkurangnya pengetahuan dan
keterampilan secara akademis
karena kondisi tertentu.
Namun, terdapat siswa yang
tidak mengalami learning loss dan
tetap dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar walaupun secara daring.
Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman yang berdampak terhadap peluang menurunnya capaian belajar dan bagi siswa yang tidak mengalami penuruan kemampuan akademis. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif pendekatan studi kasus dengan menggunakan data yang diambil dari berbagai sumber. Dengan terjadinya kesenjangan capaian hasil pembelajaran akibat pembelajaran daring, maka perlu adanya pemetaan untuk mengetahui daerah yang memiliki risiko paling tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang tidak memiliki kebiasaan belajar dan hanya memanfaatkan teknologi untuk hiburan memiliki risiko learning loss paling tinggi.
Siswa yang memanfaatkan teknologi sebagai sumber dan bahan belajar memiliki memiliki risiko learning loss rendah dalam pembelajaran secara daring. Diharapkan Guru dapat menyikapi situasi ini dengan memberikan perhatian melihat situasi learning loss yang dialami oleh siswa sehingga tidak terjadi kesenjangan capaian hasil pembelajaran yang kentara. Melalui pembelajaran berdiferensiasi juga menjadi salah satu solusi untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran daring. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik yang beragam sehingga dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran daring.