Abstrak


Hubungan antara Forgiveness dan Self-Concept dengan Resiliensi pada Remaja Perempuan Korban Kekerasan dalam Pacaran di Surakarta


Oleh :
Clarissa Cita Wihanantya - G0121032 - Fak. Psikologi

Remaja perempuan rentan mengalami kekerasan dalam pacaran karena terbatasnya kemampuan menjaga diri. Kekerasan tersebut menimbulkan dampak, sehingga penting untuk memahami faktor yang dapat membantu korban dari masalah, seperti resiliensi. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi peran kemampuan dalam diri, seperti forgiveness (kemampuan mengubah respons negatif menjadi positif terhadap pelaku) dan self-concept (cara pandang terhadap diri sendiri) dalam pembentukan resiliensi pada korban kekerasan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara forgiveness dan self-concept dengan resiliensi pada remaja perempuan korban kekerasan dalam pacaran di Surakarta. Subjek penelitian ini adalah remaja perempuan berusia 13-18 tahun yang pernah mengalami kekerasan dalam pacaran di Surakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling dengan jumlah subjek 162 remaja. Instrumen penelitian terdiri dari tiga skala yaitu skala resiliensi (21 aitem; α=0,894), skala forgiveness (16 aitem; α=0,856), dan skala self-concept (28 aitem; α=0,899). Analisis data menggunakan korelasi pearson yang menunjukan secara parsial terdapat hubungan forgiveness dan resiliensi tetapi sangat lemah (sig. 0,013, r = 0,194) dan terdapat hubungan antara self-concept dan resiliensi tetapi lemah (sig. 0,002, r = 0,243). Selanjutnya analisis korelasi berganda menunjukan bahwa secara simultan terdapat hubungan signifikan (sig. F change = 0,001 ; p < 0>forgiveness dan self-concept dengan resiliensi pada remaja perempuan korban kekerasan dalam pacaran. Namun, nilai R sebesar 0,296 yang mengindikasikan kekuatan hubungan antara forgiveness dan self-concept dengan resiliensi lemah karena resiliensi adalah kemampuan. Forgiveness dan self-concept membantu secara emosional, tetapi tidak secara otomatis membuat seseorang mampu bangkit dari kesulitan tanpa pengembangan kemampuan tersebut.