Abstrak
Penggunaan berbagai konsentrasi bap serta bahan organik dalam merangsang pembentukan tunas lengkeng dataran rendah (Dimorcarpus Longan Lour) secara in vitro
Oleh :
Kefas Mardi Setiawan - H0106074 - Fak. Pertanian
RINGKASAN
Lengkeng (Dimocarpus longan Lour) merupakan salah satu buah yang
cukup disukai masyarakat. Buah lengkeng mempunyai rasa enak, manis,
menyegarkan dan terdapat kandungan sukrosa, glukosa, protein, lemak, vitamin
A, vitamin B, asam tartarik, dan senyawa-senyawa kimia tumbuhan (fitokimia)
lainnya yang berguna bagi kesehatan. Permasalahan dalam penanaman lengkeng
adalah mahalnya harga bibit hasil okulasi atau cangkok, sedangkan benih dari biji
hasil buahnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, salah satu
cara untuk mengatasinya dengan metode kultur jaringan, namun dalam kultur
jaringan dibutuhkan tambahan zat pengatur tumbuh. Dalam penelitian ini
menggunakan BAP dan bahan organik.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi konsentrasi BAP
serta Ekstrak Yeast dan Air Kelapa yang tepat untuk pembentukan tunas lengkeng
dataran rendah secara in vitro. Penelitian dilaksanakan mulai bulan November
2009 sampai Mei 2010 di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pelaksanaan penelitian menggunakan rancangan lingkungan berupa
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yaitu konsentrasi BAP yaitu:
0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, dan 3 ppm. Faktor kedua yaitu konsentrasi bahan organik
yaitu: Ekstrak yeast 2g/l, Ekstrak yeast 4g/l, Air kelapa150ml/l, Air kelapa
250ml/l, Ekstrak yeast 2g/l serta Air kelapa 150ml/l, dan Ekstrak yeast 4g/l serta
Air kelapa 250ml/l. Kombinasi kedua faktor perlakuan tersebut diulang 3 kali.
Variabel pengamatan meliputi persentase pembentukan tunas, saat muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan pertumbuhan sub kultur. Data yang diperoleh
dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai konsentrasi BAP
dan Bahan Organik tidak semuanya mampu membentuk tunas pada eksplan
lengkeng. Rata-rata saat muncul tunas tercepat eksplan lengkeng pada perlakuan
pemberian BAP 1 ppm dengan penambahan Air Kelapa 250ml/l yaitu 29 HST.
Perlakuan BAP 1 ppm pada Yeast 2g/l dan Air Kelapa 250ml/l memberikan
persentase kemunculan tunas yang terbanyak yaitu 66,7% dengan pertumbuhan
yang lambat. Perlakuan penggunaan BAP 0.5 ppm dengan penambahan Yeast 2g/l
merupakan konsentrasi yang paling baik dalam pembentukan panjang tunas
tertinggi yaitu 5 mm. Inisiasi tunas sudah mulai terbentuk tetapi belum diikuti
perkembangan tunas yang sempurna.
SUMMARY
Longan is a favourite fruit comodities because of its sweet taste, special
fragrant, contain such as sucrose, glukose, protein, fat, vitamin A and B, tartaric
achid, and the other usefull fithochemist. The propagation of longan is
distructed by providing of seed, the expensive of seed price and unkown for its
parental so that unexpected product. Tissue culture methode could be solve this
problem. In order to get the aim of longan propagation need to be added by zpt.
This research use BAP and organic addictive alternative.
This research was purpose to obtain exact concentration of BAP combine
with yeast extract and coconute water to the growth of longan explants
(Dimocarpus longan Lour.) in vitro. This research was conducted in November
2009 to May 2010 in Plant Physiology and Biotechnology, Faculty of Agriculture,
Sebelas Maret University, Surakarta.
The experimental design was use Completely Randomize Design (CRD)
with two treatments factors and three replication. The first factor were level of
BAP concentrations, they were: BAP 0.5 ppm , BAP 1 ppm , BAP 2 ppm, and
BAP 3 ppm. The second factor was kind of organic addictive alternative
concentration, they were: extract of yeast 2g, extract of yeast 4g, coconut milk
150ml/l, coconut milk 250ml/l, extract of yeast 2g and coconut milk 150ml/l,
extract of yeast 4g dan coconut milk 250ml/. The second treatments combine to
three repetitions treatment. Variables observed were percentage of shoot
formation,time of shoot formation, number of shoot, length of shoot and growth
of subculture. The data were analyzed descriptively.
Result of research showed that not all of treatments able to form the shoot.
The average of fastest Shoot formed on BAP 1ppm combine with coconut milk 250ml/L treatment at 29 HST. Added BAP 1ppm, yeast extract 2g, and coconute
water 250ml/l resulted 66,7% ,with slow growth. BAP treatment of the use of 0.5
ppm with the addition of Yeast 2g / l is the best to the highest shoot length in the
formation of 5 mm. Bud initiation had begun to form but have not followed yet by
the development of the perfect shoot.