Abstrak


HUBUNGAN PENGETAHUAN NORMA KESOPANAN DENGAN PERILAKU BUDAYA 5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN) PESERTA DIDIK PADA KELAS X DI SMAN GONDANGREJO


Oleh :
Renny Indah Setefani - K6421061 - Fak. KIP

Renny Indah Setefani. K6421061. Pembimbing: Prof. Dr. Winarno, S.Pd., M.Si. HUBUNGAN PENGETAHUAN NORMA KESOPANAN DENGAN PERILAKU BUDAYA 5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN) PESERTA DIDIK PADA KELAS X DI SMAN GONDANGREJO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Mei 2025.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ada hubungan pengetahuan norma kesopanan dengan perilaku budaya 5S peserta didik pada kelas X SMAN Gondangrejo. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh fakta bahwa setelah mengikuti Tujuan Pembelajaran (TP) dua pada elemen UUD NRI Tahun 1945 yaitu menganalisis norma dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai peserta didik maupun sebagai warga negara, 28,4% peserta didik belum mencapai Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). Berdasarkan observasi dan wawancara terdapat peserta didik yang belum memiliki perilaku budaya 5S.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis kuantitatif korelasional. Populasi seluruh peserta didik kelas X SMAN Gondangrejo, dengan sampel 70 dari kelas XE4 dan XE8. Teknik pengambilan sampel yaitu cluster random sampling atau teknik acak berkelompok. Teknik pengumpulan data melalui instrumen tes objektif pilihan ganda untuk pengetahuan norma kesopanan, dan kuesioner skala perilaku untuk perilaku budaya 5S didukung observasi. Uji validitas menggunakan uji point biserial dan uji product moment, sementara uji reliabilitas menggunakan uji spearman brown dan uji cronbach alpha. Uji prasyarat analisis menggunakan uji liliefors dan metode lack-of-fit test. Uji hipotesis menggunakan uji correlation pearson product moment serta mencari persamaan regresi

Hasil uji hipotesis diperoleh nilai (Sig.) 0,000 < 0>, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan norma kesopanan dengan perilaku budaya 5S. Selain itu, nilai pearson correlation (r) 0,715 (positif). Apabila pengetahuan norma kesopanan semakin tinggi, maka semakin baik pula perilaku budaya 5S. Nilai tersebut juga menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel kuat. Persamaan regresi diperoleh nilai Y = 27,408 + 0,665X sehingga diprediksi jika nilai pengetahuan norma kesopanan naik 1 maka nilai perilaku budaya 5S naik sebesar 0,665. Uji koefisien determinasi diperoleh 51,12% perilaku budaya 5S dapat dijelaskan melalui pengetahuan norma kesopanan. Hasil penelitian memperkuat Teori Koneksionisme oleh Edward Thorndike (1913). Proses terjadinya hubungan didukung melalui Teori Difusi Inovasi dan teori Operant Conditioning. Saran penelitian yaitu guru Pendidikan Pancasila dapat melakukan inovasi model pembelajaran yang mengutamakan kesopanan, sekolah memberi fasilitas yang memadai, peserta didik diharuskan mengikuti pembelajaran, bagi peneliti lain dapat mencari pengaruh kedua variabel tersebut.