Abstrak


Efektivitas Program Raskin Di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2009


Oleh :
Pedro Harmoko - D1107522 - Fak. ISIP

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, dengan melihat pada proses implementasinya yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan distribusi beras Raskin, serta hambatan-hambatan yang muncul selama pelaksanaan program. Untuk melihat efektivitas pelaksanaan program ini digunakan lima indikator yang digunakan untuk menentukan keberhasilan program yaitu Ketepatan Komunikasi dan Koordinasi, Transparansi dan Akuntabilitas, Sumber Daya Yang Memadai, Sikap Positif Pelaksana, serta Dukungan dan Partisipasi Kelompok Sasaran. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber datanya meliputi data primer yang dilakukan melalui wawancara kepada sumber data yang dicari dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Selain data primer juga didukung dengan data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen, buku dan catatan-catatan yang berkaitan dengan tema penelitian. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa implementasi Program Raskin telah dilaksanakan secara tuntas dengan indikasi jatah alokasi dari pemerintah sebanyak 107.220 kg beras telah disalurkan seluruhnya kepada masyarakat miskin. Faktor yang mendukung adalah sumber daya, meliputi pelaksana distribusi, dana APBN dan beras subsidi yang tersedia pada saat pelaksanaan program. Selain itu Program Raskin di Kecamatan Banjarsari dilaksanakan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun terdapat beberapa hambatan dalam Program Raskin di Kecamatan Banjarsari. Hal tersebut dapat diketahui dari komunikasi yang terjalin kurang baik karena dilaksanakan secara cepat dan kurangnya waktu bagi pelaksana untuk melakukan sosialisasi program. Hambatan lain yang terjadi adalah terbatasnya jumlah alokasi beras bantuan, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap program, keterlambatan pengiriman beras dan waktu pelaksanaan program yang bersamaan dengan pelaksanaan program lain. Namun sikap pelaksana yang positif untuk mendukung keberhasilan program ini mampu mengatasi permasalahan yang ada, meskipun masih ada kelemahan dalam penanganannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Raskin di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2009 berjalan kurang efektif, karena masih banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan, diantaranya dari segi pengetahuan tentang program, ketepatan waktu dan kuota alokasi raskin kepada rumah tangga miskin. The purpose of this research is to measure the effectiveness of Program Raskin at Banjarsari Sub-district, Surakarta, by looking at the implementation process includes planning and execution of subsidized rice distribution, and also resistances which emerge during program implementation. There are five indicators used to determine the program effectiveness such as; 1) The Accuracy of Communication and Coordination, 2) Transparancy and Accountability, 3) Sufficiency of Resources, 4) Positive Attitude of Executor, 5) Support and Participation of Target Group. Research method used is descriptive qualitative. The data source includes the primary data conducted through interview toward data source which is searched by using technique of Purposive Sampling. Besides, it is also supported by the secondary data obtained from documents, books and notes related to research title. Techniques of data collecting are interview, observation and documentation. Data triangulation is used for the data validity. Technique of data analyzing used is interactive analysis. Based on the research, the program implementation had been implemented entirely by fulfilling requirements at about 107.220 kilograms of subsidized rice. The rice had been distributed to the poor family. The supportive factors in the program among others; the availability of human resources, national budget, and subsidized rice. But there are some obstacles happen in Program Raskin implementation at Banjarsari Sub-district. It can be seen from the lack of communication caused by the instantly-applied communication and limited time for executors to socialize the program. The other obstacles are; the limited amount of subsidized rice, the lack of people’s understanding toward the program, the delay of rice distribution, and time of program execution is at the same time with the other programs execution. But the positive attitude of executors to support the program is able to overcome the obstacles, although there is still a weakness in handling it. In conclusion, implementation of Program Raskin at Banjarsari Sub-district, Surakarta City in 2009 is considered less effective because there are still many things required to be improved, such as the knowledge about program, the aspect of time accuracy and the quota of subsidized rice allocation to poor family.