Abstrak


Konstruksi Sosial Perilaku Indisipliner Peserta Didik dalam Fleksibilitas Pembelajaran Kurikulum Merdeka pada Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA Negeri 6 Surakarta


Oleh :
Imroatul Apriliana - K8421019 - Fak. KIP

Imroatul Apriliana. K8421019. Pembimbing I: Dr. Atik Catur Budiati, S.Sos., M.A. KONSTRUKSI SOSIAL PERILAKU INDISIPLINER PESERTA DIDIK DALAM FLEKSIBILITAS PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA PADA RUANG LINGKUP ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMA NEGERI 6 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2025

            Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi proses terbentuknya konstruksi sosial perilaku indisipliner di kalangan peserta didik SMA Negeri 6 Surakarta, (2) menganalisis faktor penyebabnya, serta (3) menganalisis dampaknya pada proses pembelajaran dan hasil belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis fenomenologi. Sumber data berasal dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan yang terlibat terdiri dari peserta didik berperilaku indisipliner, guru sosiologi, geografi, ekonomi, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru BK dan orang tua. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Teknik uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman yang meliputi tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku indisipliner terbentuk melalui proses interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Ditemukan bentuk-bentuk  perilaku indisipliner seperti keterlambatan masuk kelas, tidak mengerjakan tugas, penggunaan ponsel untuk keperluan di luar pembelajaran, membolos ke kantin atau kamar mandi, tidur saat pelajaran, pasif dalam kerja kelompok, serta pelanggaran terhadap aturan seragam. Faktor-faktor penyebab terbagi menjadi dua kategori, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pencarian jati diri, lemahnya kontrol diri, dan rendahnya kesadaran peserta didik. Sementara itu, faktor eksternal mencakup lemahnya pola asuh keluarga, pengaruh teman sebaya, serta lingkungan sekolah yang kurang tegas dan minim pengawasan. Kondisi ini berdampak pada menurunnya motivasi belajar, rendahnya partisipasi aktif dalam pembelajaran, serta hasil belajar yang cenderung di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), memiliki nilai akademik yang lebih rendah, serta persepsi keliru terhadap fleksibilitas Kurikulum Merdeka turut memperburuk disiplin belajar. Konstruksi sosial perilaku indisipliner di kalangan peserta didik adalah hasil interaksi berulang dalam lingkungan sekolah, di mana perilaku indisipliner dianggap wajar karena telah mengalami pembiasaan (habitualisasi) dan tipifikasi, sehingga memperoleh sifat objektif yang kemudian diinternalisasi sebagai realitas subjektif individu.