Penelitian ini bertujuan untuk (1)
menganalisis peran Festival Jerami Purba Sangiran dalam proses
pemberdayaan masyarakat Desa Krikilan,
khususnya dalam aspek partisipasi aktif, peluang ekonomi, dan pelestarian nilai
budaya lokal, (2) menganalisis kesesuaian implementasi festival dengan
konsep-konsep teori pemberdayaan sosial Rappaport. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data
penelitian ini meliputi wawancara terkait penyelenggaraan Festival Jerami Purba
dengan informan (ketua pelaksana festival, masyarakat Desa Krikilan, pelaku
UMKM dan pengunjung). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, studi dokumen
dan analisis media. Teknik uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi
sumber dan metode. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis data
kualitatif yang terdiri dari tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,
pelaksanaan Festival Jerami Purba Sangiran menjadi wadah pemberdayaan
masyarakat dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa Krikilan yang terdiri dari
22 Rukun Tetangga (RT). Seluruh masyarakat mulai dari bapak, ibu dan remaja
berpartisipasi aktif dalam pembuatan replika jerami purba. Selain itu,
terselenggaranya festival ini menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat,
khususnya UMKM untuk dapat memasarkan produknya sehingga masyarakat dapat
memperoleh dampak ekonomi dari adanya festival ini. Melalui Festival Jerami
Purba ini juga menjadi ajang bagi pelestarian budaya lokal di Desa Krikilan
yang merupakan kawasan Situs manusia purba Sangiran. Festival ini mengenalkan
ke masyarakat luas mengenai hewan purba yang pernah tinggal di Desa Krikilan,
yang disajikan dalam bentuk karya seni. Kedua, pemberdayaan masyarakat yang
tercermin dalam festival ini sejalan dengan teori pemberdayaan milik Julian
Rappaport yang membagi pemberdayaan ke dalam tingkat individu, kelompok dan
komunitas. Di mana dalam Festival Jerami Purba pemberdayaan individu tercermin
pada partisipasi masyarakat dalam menuangkan ide dalam pembuatan replika. Pemberdayaan
pada tingkat kelompok kecil, khususnya dalam lingkup Rukun Tetangga (RT),
terwujud melalui kolaborasi dan pembangunan kapasitas kolektif. Pada tingkat
komunitas, festival ini menunjukkan peningkatan kapasitas masyarakat untuk
mengontrol kehidupannya dan meningkatkan kualitas hidup secara berkelanjutan.