;
Bidang pertanian masih menjadi sektor unggulan bagi
masyarakat Kabupaten Karanganyar. Embung Dungdo berfungsi sebagai tampungan air
yang berasal dari air hujan dan Saluran Sekunder Brangkal Kiri Kiri. Embung ini
diharapkan dapat membantu para petani dalam pemenuhan air irigasi.
Namun pada kenyataannya, masih terjadinya
kekurangan air karena embung juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pemenuhan
kebutuhan air hewan ternak. Hal tersebut menyebabkan tampungan Embung Dungdo
menjadi cepat kering dan pada akhir
musim kemarau tampungan air sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan air irigasi
yang merupakan proritasnya.
Optimasi distribusi air embung dilakukan dengan
menerapkan program linier berbasis simulasi neraca air. Simulasi bertujuan
untuk mengoptimalkan ketersediaan air secara efisien dan merata dalam memenuhi
kebutuhan air. Analisis yang digunakan mencakup analisis neraca air berdasarkan
data hujan, evapotranspirasi, debit masuk, dan perubahan kapasitas tampung
embung. Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan koefisien tanaman (Kc),
sedangkan kebutuhan air baku ternak dihitung berdasarkan jumlah hewan ternak.
Optimasi dapat diperoleh berdasarkan hasil nilai k
sebagai perbandingan antara pemberian air dengan kebutuhan air pada setiap
periode. Berdasarkan optimasi berbasis simulasi neraca air embung, didapatkan
hasil nilai k yang paling tinggi dan luas maksimum yang dapat
dilayani yaitu sesuai pada simulasi 4. Penjadwalan
awal tanam pada Oktober I dengan pola
tanam
Padi 50,62 Ha, Palawija I 90,95 Ha, dan Palawija II 11,60 Ha diperoleh nilai k
rata – rata sebesar 0,611.