Kota Surakarta, sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, memiliki potensi besar untuk menjadi ikon pelestarian seni dan budaya melalui perancangan Kompleks Bangunan Kebudayaan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang kompleks yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai tradisional Jawa dengan kebutuhan modern melalui pendekatan Neo Vernakular. Pendekatan ini dipilih karena mengedepankan prinsip pelestarian budaya lokal dengan tetap mengakomodasi perkembangan teknologi dan fungsi kontemporer. Metodologi perancangan mencakup analisis tapak, konteks budaya, dan kebutuhan ruang fungsional, serta eksplorasi material lokal yang relevan dengan arsitektur tradisional Jawa. Konsep utama perancangan mengutamakan zonasi ruang hierarkis, penggunaan material ramah lingkungan, serta integrasi dengan lanskap sekitar untuk menciptakan konektivitas antara ruang publik dan privat. Bangunan dirancang untuk menjadi ruang multifungsi, mencakup fasilitas teater, ruang pameran, serta area edukasi budaya. Hasil perancangan menunjukkan bahwa pendekatan Neo Vernakular mampu menciptakan lingkungan yang harmonis antara elemen tradisional dan modern. Penggunaan material lokal, seperti kayu, batu bata ekspos, dan genteng tanah liat, tidak hanya memperkuat identitas budaya tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Dengan desain yang responsif terhadap budaya dan iklim lokal, kompleks ini diharapkan dapat menjadi pusat pelestarian dan pengembangan seni budaya di Surakarta, sekaligus memperkuat posisinya sebagai kota budaya di tingkat nasional dan internasional.