Perilaku menyakiti diri tanpa niat bunuh diri atau nonsuicidal self-injury (NSSI) merupakan fenomena psikologis yang kian marak di kalangan mahasiswa, seringkali muncul sebagai respons terhadap tekanan emosional dan kesulitan dalam mengelola emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana positive religious coping dan peer support dapat memprediksi perilaku NSSI pada mahasiswa di Gorontalo. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain korelasional. Sebanyak 230 mahasiswa berusia 18–25 tahun yang memiliki riwayat NSSI dipilih melalui teknik purposive sampling. Instrumen penelitian meliputi Inventory of Statements About Self-Injury, Brief RCOPE: Positive Subscale, dan Perceived Social Support from Friends, masing-masing dengan reliabilitas α = 0,967; α = 0,906; dan α = 0,801. Analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda setelah melalui uji asumsi klasik (normalitas, linearitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas). Hasil menunjukkan bahwa positive religious coping (β = –0,426; r = –0,504) dan peer support (β = –0,474; r = 0,545) memiliki hubungan yang signifikan dengan NSSI. Model regresi mampu menjelaskan 49,3% variansi perilaku NSSI (R² = 0,493). Temuan menunjukkan bahwa semakin tinggi koping religius positif dan dukungan teman sebaya, semakin rendah kecenderungan NSSI. Fungsi utama NSSI yang diidentifikasi adalah regulasi emosi, dengan bentuk perilaku dominan seperti menarik rambut (83,5%) dan mengganggu penyembuhan luka (81,7%). Penelitian ini merekomendasikan intervensi berbasis komunitas yang mengintegrasikan pendekatan spiritual dan sosial di lingkungan perguruan tinggi.