Abstrak
Kajian penggunaan bap dan iaa untuk merangsang pembentukan tunas lengkeng dataran rendah (dimocarpus longan l.) Var. Pingpong Secara in vitro
Oleh :
Sri Sunarni - H0106100 - Fak. Pertanian
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi BAP dan IAA yang tepat untuk perbanyakan tunas secara in vitro menggunakan eksplan pucuk tanaman lengkeng (Dimocarpus longan). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta pada bulan Agustus 2009 – Januari 2010.
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Legkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah taraf konsentrasi BAP, yaitu : tanpa BAP, 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, dan 3 ppm. Faktor kedua adalah taraf konsentrasi IAA, yaitu : tanpa IAA, 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, dan 3 ppm. Variabel pengamatan meliputi persentase pembentukan kalus, warna kalus, ukuran kalus, tekstur kalus, persentase pembentukan tunas lateral, jumlah tunas, panjang tunas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua perlakuan menumbuhkan kalus tetapi kalus belum dapat berdiferensiasi membentuk tunas. Tunas yang terbentuk merupakan tunas lateral, dimana perlakuan BAP 3 ppm dan IAA 3 ppm menghasilkan panjang tunas yaitu 9,3 mm. Konsentrasi BAP 0,5 ppm dan IAA 0,5 ppm merupakan keseimbangan konsentrasi yang paling maksimal untuk penggandaan jumlah tunas lateral sebanyak 4.
ABSTRACT
The research purpose were to obtain concentration of BAP and IAA on explants of shoot to the growth of longan explants (Dimocarpus longan) in in vitro. This research was conducted in August 2009 to January 2010 in Plant Physiology and Biotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University, Surakarta.
The experimental design was use Completely Randomize Design (CRD) with two factors and three replication. The first factor was level of BAP concentrations, which were: without BAP (B0), BAP 0.5 ppm (B1), BAP 1 ppm (B2), BAP 2 ppm (B3), and BAP 3 ppm (B4). The second factor was level of IAA concentration, were: without IAA (A0), IAA 0.5 ppm (B1), IAA 1 ppm (B2), IAA 2 ppm (B3), and IAA 3 ppm (B4). Variables observed were percentage of callus formation, color of callus, size of callus, texture of callus, percentage of lateral shoot formation, number of shoot, length of shoot and subculture.
Result of research showed that all treatments produce calluses but it’s callus haven’t been succeded for shoot differentiation. Shoot formed originate from lateral shoot. Treatment of BAP 3 ppm and IAA 3 ppm produce maximum length of shoot at 9.3 mm. Concentration of BAP 0.5 ppm and IAA 0.5 ppm was a balance combination for shoot multiplication by 4 (four).