;
Latar Belakang: Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan global yang terus meningkat dan berkontribusi terhadap berbagai penyakit metabolik termasuk DM tipe 2. Variasi genetik dan pola makan tidak seimbang merupakan salah satu penyebab utama obesitas. Gen PTP1B berperan dalam regulasi pensinyalan insulin dan leptin, yang berkaitan dengan risiko obesitas dan DM tipe 2 di Denmark dan Jerman. Adapun konsumsi makronutrien yang seimbang dan serat yang adekuat, dapat mencegah terjadinya kejadian obesitas dan DM tipe 2. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis polimorfisme gen PTP1B SNP rs16995309 dan hubungan varian tersebut, konsumsi karbohidrat, lemak, protein, dan serat dengan parameter glikemik dan status antropometri pada orang dewasa di Surakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan rancangan case-control yang melibatkan 78 responden overweight dan obesitas dewasa di Surakarta, terdiri dari kelompok kasus (DM tipe 2) dan kontrol (non-DM). Sampel dipilih secara purposive sampling dan dianalisis untuk polimorfisme gen PTP1B SNP rs16995309 menggunakan metode PCR-RFLP. Data konsumsi zat gizi diperoleh melalui SQ-FFQ. Pemeriksaan biokimia meliputi kadar GDP, insulin puasa, dan HOMA-IR. Pemeriksaan status antropometri meliputi IMT dan lingkar pinggang. Analisis data dilakukan dengan uji Spearman dan regresi linier ganda.
Hasil: Polimorfisme gen PTP1B SNP rs16995309 tidak ditemukan pada responden penelitian ini. Konsumsi serat berkorelasi dengan kadar insulin puasa secara signifikan (r=-0,225, p=0,047). Konsumsi karbohidrat (B=0,045, p=0,719), lemak (B=0,235, p=0,077), protein (B=0,029, p=0,796), serat (B=-0,079, p=0,579), aktivitas fisik (B=0,128, p=0,332), penggunaan terapi antihiperglikemia (B=-0,315, p=0,049), dan status sosioekonomi (B=0,075, p=0,503) secara simultan berkorelasi dengan kadar GDP secara signifikan (Sig.F=0,038). Konsumsi karbohidrat (B=0,332, p=0,010), lemak (B=0,259, p=0,043), protein (B=0,253, p=0,027), serat (B=-0,089, p=0,529), jenis kelamin (B=0,164, p=0,184), penggunaan terapi antihiperglikemia (B=-0,212, p=0,143), dan status sosioekonomi (B=0,020, p=0,873) secara simultan berkorelasi dengan lingkar pinggang secara signifikan (Sig.F=0,045).
Kesimpulan: Polimorfisme gen PTP1B SNP rs16995309 bukan faktor predisposisi utama parameter glikemik dan status antropometri pada orang dewasa di Surakarta. Konsumsi makronutrien seimbang dan serat adekuat berhubungan dengan kadar GDP dan lingkar pinggang orang dewasa di Surakarta.