Pasar Legi merupakan salah satu pasar tradisional bersejarah di Kota Surakarta yang telah berperan sebagai pusat distribusi komoditas hasil bumi sejak masa pemerintahan Mangkunegara. Dalam konteks modernisasi dan perubahan tata kelola wilayah, pasar ini mengalami transformasi signifikan dalam pola distribusi dan pasokan komoditas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tersebut dengan fokus pada kondisi fisik dan non fisik, komoditas hasil bumi, serta pola distribusi hasil bumi. Pendekatan yang digunakan bersifat kualitatif dengan metode induktif, didukung oleh data primer melalui wawancara dan observasi lapangan, serta data sekunder berupa dokumen sejarah dan kebijakan tata ruang. Analisis dilakukan melalui identifikasi kondisi fisik dan non fisik Pasar Legi, pemetaan pola distribusi hasil bumi, serta analisis perubahan pola distribusi Pasar Legi menggunakan teknik analisis interaktif dan komparatif spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasar Legi telah berkembang dari pasar lokal hasil bumi milik Keraton Mangkunegaran menjadi pusat distribusi regional hingga nasional. Perubahan mencakup perluasan wilayah asal pasokan (supply area) dan tujuan distribusi (distribution scope), serta peningkatan jumlah dan peran perantara distribusi. Pembahasan mengindikasikan bahwa modernisasi pasar, peningkatan konektivitas wilayah, dan kebijakan pemerintah daerah berkontribusi besar terhadap transformasi ini. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa Pasar Legi tidak hanya mempertahankan eksistensinya sebagai pasar tradisional, tetapi juga mampu beradaptasi dan berkembang sebagai simpul penting dalam jaringan distribusi komoditas hasil bumi. Temuan ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah daerah, perencana kota, dan pemangku kepentingan dalam merancang strategi pengelolaan Pasar Legi sehingga dapat terus berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di Kota Surakarta.