Kesehatan telah menjadi suatu kebutuhan, namun sistem layanan kesehatan,
khususnya di rumah sakit, menghadapi tantangan besar yang memerlukan
kombinasi intervensi teknologi dan kemampuan staf medis. Berdasarkan teori
utama RBV, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana variabel
berinteraksi dalam konteks layanan kesehatan. Dengan menggunakan metode
survei kuantitatif, analisis statistik deskriptif dilakukan pada kuesioner skala
Likert (1-5) yang disebarkan secara online kepada 105 responden, meliputi staf
medis, manajer, dan administrator di rumah sakit tipe B di Jawa Tengah.
Mengingat tujuan penelitian berupa prediksi, eksplorasi, atau pengembangan teori
struktural, maka pengolahan data dilakukan menggunakan SmartPLS 4.0.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Implementing Artificial
Intelligence (AI), Knowledge Diversity, dan Sociopreneur, sedangkan variabel
dependennya adalah Kinerja Manajemen Rumah Sakit, dengan Service Quality
sebagai variabel moderasi. Temuan menunjukkan bahwa masing-masing variabel
mempunyai tingkat validitas (LF) yang baik. ≥ 0,70) dan signifikansi; evaluasi
validitas diskriminan menggunakan kriteria Fornell-Larcker, cross-loading, dan
HTMT memenuhi syarat; hasil uji f sebesar 0,037 (tinggi) menunjukkan adanya
pengaruh moderasi yang signifikan dari kualitas layanan terhadap hubungan
implementasi AI dengan Kinerja Manajemen Rumah Sakit. Berdasarkan penilaian
model fit, pengaruh implementasi AI memiliki R² sebesar 0,787% (kuat); SRMR
sebesar 0,093 < 0>
karena itu, penerapan AI dapat meningkatkan efisiensi operasional, akurasi
diagnostik, dan manajemen data, sehingga berkontribusi langsung terhadap
peningkatan kualitas dan layanan di rumah sakit. Rekomendasi dari penelitian ini
adalah perlunya mempertimbangkan infrastruktur dan keahlian tenaga medis
dalam pelayanan kesehatan.