Abstrak


MANAJEMEN KUALITAS MATURITY PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR BERSKALA MENENGAH DENGAN MODEL PENILAIAN OPM3 DAN CMMI


Oleh :
Huda Fadliawan Al Muhdi - I0121067 - Fak. Teknik

Manajemen kualitas merupakan bagian penting dari manajemen proyek. Namun masih sedikit standard tools untuk mengukur maturity kualitas kontraktor. Quality Management Maturity (QMM) merupakan faktor penting bagi perusahaan konstruksi untuk meningkatkan kinerja dan daya saing, Fokus pada praktik manajemen kualitas di tingkat perusahaan dan proyek, perusahaan dapat mencapai tingkat maturity yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan manajemen kualitas konstruksi untuk perusahaan kontraktor berskala menengah dan menyusun strategi untuk meningkatkan manajemen kualitas pada kontraktor. Model pengukuran yang dipilih adalah OPM3 dan CMMI. Dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Pada model pengkuran OPM3 dilakukan penelitian berdasarkan project level dan corporate level. Pengukuran dimulai dengan penentuan variabel penelitian, kemudian dilakukan pembobotan variabel dengan metode pairwise comparison berdasarkan hasil kuesioner dengan experts. Analisis data menggunakan mean analysis dan direpresentasikan dalam bentuk spider web. Sementara pada model pengukuran CMMI, Proses penilaian menggunakan SCAMPI kelas C. Area proses yang dievaluasi pada penelitian ini adalah 4 area proses yang ada pada tingkat maturity 2. Hasil tingkat maturity dari 11 kontraktor, berdasarkan OPM3 seluruh kontraktor telah mencapai maturity leveI 3 (Measure). Sementara itu, menurut model penilaian CMMI, 2 dari 11 kontraktor menengah masih berada pada leveI 1 (Initial) dan 9 kontraktor sudah berada di level 2 (Managed). Setelah pengukuran QMM didapati hasil indentifikasi kelemahan dan strategi peningkatan maturity level. Model pengukuran OPM3, pada corporate level 78% kontraktor lemah pada variabel C9. Pada Project Level 45% kontraktor lemah pada variabel P8 (Product Quality) dan 82% kontraktor lemah pada variabel S5 (Service Quality). Sementara itu hasil Pengukuran CMMI, nilai rata-rata terendah untuk indentifikasi kelemahan dari ke empat key Process Area adalah area Project Monitoring and Control. Pada pengukuran OPM3, Setelah mengidentifikasi kelemahan, disusun strategi peningkatan dimulai dari variabel terlemah. Sementara pada pengukuran CMMI Sebelum memberikan rekomendasi perbaikan, praktik-praktik diurutkan berdasarkan tingkat implementasinya, dengan persentase praktik tertinggi dianggap paling penting.