Kecelakaan kerja alat ketinggian container crane (CC) dan rubber tyred gantry (RTG) mayoritas disebabkan oleh unsafe action ketidakpatuhan prosedur, seperti kecerobohan, kelalaian, kurang fokus, kurang komunikasi, tidak dilakukan uji fungsi, dan ditambah target operasional yang tinggi. Salah satu metode mengatasi permasalahan tersebut dengan hierarki pengendalian administratif berupa komunikasi K3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program media komunikasi K3 terhadap kepatuhan prosedur operasional alat pada operator ketinggian di PT X Semarang. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design dengan rancangan nonequivalent control group design. Teknik sampling menggunakan proportionate stratified random sampling dari populasi 64 pekerja, dan berdasarkan rumus slovin diperoleh 56 responden yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen penelitian berupa kuesioner kepatuhan berdasarkan prosedur perusahaan, dan intervensi berupa program media komunikasi K3. Analisis statistik menggunakan uji wilcoxon untuk membandingkan hasil pretest dengan postest, dan uji mann-whitney untuk membandingkan hasil posttest dari kedua kelompok, serta uji effect size untuk mengukur besaran efektivitas intervensi. Hasil statistik uji wilcoxon menunjukkan perbedaan signifikan pada kelompok eksperimen dengan nilai p-value = 0,008 (p<0>p-value = 0,083 (p>0,05). Uji mann-whitney menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai p-value = 0,001, kurang dari nilai alpha (p<0>nilai uji effect size (r) sebesar 0,46, termasuk kedalam kriteria sedang. Dapat disimpulkan bahwa program media komunikasi K3 terbukti berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan prosedur operasional alat pada operator ketinggian di PT X Semarang.