Abstrak


Kesantunan Berbahasa dan Nilai Pendidikan Karakter dalam Film Budi Pekerti Karya Wregas Bhanuteja dan Pemanfaatannya Sebagai Modul Ajar Sastra di SMA


Oleh :
Vania Salsabila - K1221076 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan tiga hal utama: (1) bentuk kesantunan berbahasa yang ditampilkan oleh tokoh dalam dialog film Budi Pekerti, (2) bentuk nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam film Budi Pekerti, dan (3) pemanfaatan film Budi Pekerti sebagai modul ajar sastra di tingkat SMA untuk memperkuat pemahaman peserta didik terhadap kesantunan berbahasa serta nilai-nilai pendidikan karakter. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Data yang dianalisis mencakup bentuk kesantunan berbahasa dan nilai pendidikan karakter dalam film karya Wregas Bhanuteja, serta pemanfataan film tersebut untuk dijadikan modul ajar sastra di SMA. Sumber data berasal dari dokumen tertulis, hasil wawancara, dan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 5 Surakarta. Teknik pengambilan data menggunakan purposive sampling, sedangkan teknik pengumpulan data mencakup wawancara, observasi kelas, dan dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data, digunakan teknik triangulasi baik dari sisi sumber maupun teori, dan analisis data dilakukan dengan pendekatan interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kesantunan berbahasa dalam film Budi Pekerti mencakup enam maksim dari teori Leech, dengan total 22 data: empat data maksim kebijaksanaan, tiga data maksim kemurahan hati, enam data maksim pujian, tiga data maksim kerendahan hati, tiga data maksim kesepakatan, dan tiga data maksim simpati; (2) film ini memuat 18 nilai karakter berdasarkan jumlah total 64 data, di antaranya lima data nilai religius, empat nilai kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, tiga data nilai gemar membaca, satu data kepedulian lingkungan, tiga kepedulian sosial, dan tiga nilai tanggung jawab; (3) hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan bahwa film Budi Pekerti dapat dimanfaatkan sebagai modul ajar sastra di SMA dengan catatan bahwa guru perlu memilah bagian-bagian film yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tidak semua dialog dalam film mencerminkan kesantunan berbahasa, sebab ada pula pelanggaran prinsip etika komunikasi seperti sindiran, komentar negatif, dan ujaran kebencian.