Latar Belakang: Sektor konstruksi merupakan salah
satu sektor dengan tingkat risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Berdasarkan
data dari Kementerian Ketenagakerjaan dalam dua tahun terakhir, terjadi
peningkatan kasus kecelakaan kerja sebesar 11%, yaitu dari 2.971 kasus menjadi
4.233 kasus. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka
kecelakaan kerja adalah ketidakpatuhan dalam penggunaan alat pelindung diri
(APD). Berdasarkan hasil observasi di Proyek Konstruksi X, ditemukan bahwa 6
dari 10 pekerja tidak patuh menggunakan APD. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh program Wi-Safe—sebuah sistem pengawasan berbasis WhatsApp
Blast—terhadap kepatuhan penggunaan APD pada pekerja di Proyek Konstruksi
X, Bandung.
Metode: Penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan desain quasi-eksperimental berupa time series with
control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan total populasi sebanyak 80, dengan 62 responden yang dibagi
ke dalam 2 kelompok. Pengukuran kepatuhan dilakukan sebanyak empat kali (post-test)
setelah satu kali pre-test dengan menggunakan checklist dengan
durasi intervensi selama 14 hari. Teknik Analisis data yang digunakanadalah uji
Cochran’s dan Mann-Whitney untuk analisis bivariat, dan
perhitungan efektivitas (effect size) menggunakan Mann-Withnney.
Hasil: Hasil uji Cochran’s menunjukkan adanya peningkatan signifikan kepatuhan penggunaan APD pada kelompok eksperimen (p = 0,004), sementara pada kelompok kontrol tidak ditemukan pengaruh yang signifikan (p = 0,925). Uji Mann-Whitney menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol pada post-test keempat (p = 0,016). Selain itu, nilai effect size (r = 0,31) menunjukkan efektivitas sedang program Wi-Safe dalam meningkatkan kepatuhan.
Simpulan: Terdapat pengaruh program Wi-Safe terhadap kepatuhan penggunaan APD pada pekerja di Konstruksi X Bandung.