Industri tahu mikro di Mojosongo, Surakarta memegang peranan pada perekonomian lokal, namun menghadapi tantangan serius terkait konsumsi air dan pencemaran oleh limbah cair. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi water footprint dan kualitas limbah dari tiga industri di Mojosongo, Surakarta. Metode yang digunakan adalah analisis manual water footprint dan uji lab. Hasil menunjukkan nilai blue water footprint yang signifikan, tertinggi pada Industri Madangkara (18,06 L/Kg) dan terendah pada Industri Mulyono (14,48 L/Kg). Ini berpotensi menekan ketersediaan air tanah lokal. Selain itu, grey water footprint menunjukkan dampak pencemaran tinggi, terutama dari parameter COD (163,88–390,46 L/Kg), BOD (139,01–341,2 L/Kg), dan TSS (51,11–119,45 L/Kg). Sebaliknya, dampak pada suhu dan pH relatif rendah. Kualitas limbah cair dari ketiga industri secara signifikan melebihi baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Parameter yang ditemukan meliputi suhu tinggi (hingga 42.1°C), pH sangat asam (3,4–3,8), COD (3.245–6.873 mg/L), BOD (822,4–1.735 mg/L), dan TSS (401,3–570 mg/L). Hasil menunjukan perlunya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk mengurangi dampak lingkungan. Pemanfaatan air hujan juga disarankan sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada air tanah.