Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa bumi karena terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar dunia. Salah satu jenis bangunan yang paling terdampak oleh aktivitas seismik adalah rumah tinggal non-rekayasa, yang umumnya dibangun tanpa keterlibatan tenaga ahli struktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja seismik bangunan rumah tinggal non-rekayasa dan rekayasa (struktur Infilled Frame with openings dan Infilled Frame) terhadap beban gempa menggunakan metode Incremental Dynamic Analysis (IDA). Analisis dilakukan dengan memodelkan bangunan menggunakan perangkat lunak SeismoStruct 2024 dan menganalisis respon struktur terhadap tujuh rekaman gempa yang telah disesuaikan dengan spektrum target wilayah Kota Pacitan. Kurva IDA yang dihasilkan dikonversi menjadi kurva kapasitas dan kurva kerapuhan seismik (fragility curve) untuk menentukan probabilitas kerusakan struktur pada berbagai tingkat percepatan spektral (Sa).Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan rekayasa memiliki probabilitas kerusakan yang lebih rendah dibandingkan bangunan non-rekayasa, terutama pada tingkat kerusakan sedang hingga berat. Peningkatan dimensi kolom terbukti meningkatkan kinerja struktur secara signifikan. Selain itu, kekakuan dinding pengisi, yang selama ini sering diabaikan dalam perencanaan, juga memberikan kontribusi penting terhadap ketahanan struktur terhadap beban lateral akibat gempa. Oleh karena itu, peningkatan kualitas material dan perencanaan yang mempertimbangkan kontribusi elemen non-struktural menjadi langkah penting dalam perbaikan kinerja bangunan rumah tinggal sederhana di wilayah rawan gempa.