Dengue fever (DF) merupakan penyakit endemis yang menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di wilayah Surakarta. Peran apoteker dalam pengelolaan gejala awal DF sangat penting, baik dalam hal edukasi kepada masyarakat, pemilihan terapi simptomatik yang tepat, maupun tindakan rujukan. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi praktik apoteker dalam penanganan gejala awal DF di apotek, serta menilai sejauh mana pemahaman dan implementasi mereka sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan metode survei cross sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada apoteker di apotek wilayah Surakarta Raya. Kuesioner mencakup aspek demografi, karakteristik apotek, pelatihan, dan implementasi praktik penatalaksanaan DF berdasarkan kerangka WWHAMA. Total 125 responden memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis secara deskriptif serta inferensial menggunakan uji chi-square. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas apoteker mampu mengenali gejala khas DF dan memberikan obat simptomatik seperti paracetamol sesuai anjuran. Namun, sebagian kecil masih memberikan obat yang berisiko seperti ibuprofen dan asetosal. Hanya 20% apoteker yang pernah mengikuti pelatihan terkait DF dalam tiga bulan terakhir, dan 64,8% menunjukkan capaian praktik sesuai standar. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pelatihan berkelanjutan dan penguatan peran apoteker dalam tatalaksana DF di tingkat pelayanan primer.
