Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkatan perilaku komunikasi matematis siswa SMP N 14 Surakarta dengan tipe kepribadian Guardian, Artisan, Rational, dan Idealist. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini siswa kelas IX SMP N 14 Surakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara berbasis tugas dengan teknik pengambilan purposive sampling. Teknik uji validitas menggunakan triangulasi waktu. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berikut penjabaran tingkatan perilaku komunikasi matematis tiap tipe kepribadian. Pertama, dari segi mengorganisasikan dan mengkonsolidasikan proses berpikir matematis siswa lain, siswa Guardian, Artisan, dan Rational berada pada tingkatan communicative, yaitu siswa dapat mengorganisasikan namun tidak dapat mengkonsolidasikan. Sedangkan siswa Idealist berada pada tingkatan self-contained, yaitu tidak dapat mengorganisasikan dan mengkonsolidasikan. Kedua, dari segi mengomunikasikan proses berpikir matematis kepada orang lain, siswa Guardian, Artisan, dan Idealist berada pada tingkatan informative, yaitu hanya dapat mengomunikasikan beberapa secara koheren. Sedangkan siswa Rational berada pada tingkatan communicative, yaitu dapat mengomunikasikan semua secara koheren. Ketiga, dalam hal menganalisis dan mengevaluasi strategi siswa lain, siswa Guardian, Artisan, dan Idealist berada pada tingkatan informative, yaitu dapat menganalisis tetapi belum mampu mengevaluasi. Sedangkan siswa Rational berada pada tingkatan communicative, yaitu mampu menganalisis dan mengevaluasi. Keempat, pada penggunaan bahasa matematika untuk menyampaikan ide, siswa Guardian dan Artisan berada pada tingkatan informative, yaitu mampu menyampaikan sebagian ide. Sedangkan siswa Rational dan Idealist berada pada tingkatan self-contained, yaitu belum mampu menggunakan bahasa matematika. Kelima, dalam hal menyadari kesalahan jawaban, siswa Guardian dan Artisan berada pada tingkatan self- contained yaitu tidak dapat menyadari, meski diberi stimulus. Sedangkan siswa Rational dan Idealist berada pada tingkatan communicative, yaitu dapat menyadari tanpa stimulus. Keenam, pada penggunaan alat bantu matematika untuk menyelesaikan masalah, siswa Guardian, Artisan, dan Idealist berada pada tingkatan informative, yaitu dapat menggunakan Photomath. Sedangkan siswa Rational berada pada tingkatan communicative, yaitu dapat menggunakan Geogebra. Ketujuh, ketika menyampaikan proses berpikir, siswa Guardian dan Rational berada pada tingkatan informative, yaitu mempresentasikan dengan percaya diri, tetapi ada nada bergetar. Untuk siswa Artisan berada pada tingkatan communicative, yaitu mempresentasikan dengan percaya diri. Sedangkan siswa Idealist berada pada tingkatan self-contained, yaitu mempresentasikan dengan tidak percaya diri.