;
Saputro, Muhammad Handri Aris. B322308008. 2023: Dekonstruksi Makna
Simbolik Tokoh Singo Barong Dalam Seni Pertunjukan Reyog Ponorogo. Tesis
Program Studi Kajian Budaya, fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Pembimbing 1. Prof. Warto, M.Hum dan Pembimbing 2. Dr. Ir. Titis
Srimuda, Pitana, S.T., M.Trop., Arch.
Sebagai salah satu perangkat
pendukung dalam suksesnya pementasan seni pertunjukan Reyog Ponorogo, tokoh Singo
Barong dapat dipahami sebagai sebuah teks budaya yang perlu ditafsirkan untuk
mengungkap makna di balik simbol-simbol yang terkandung di dalamnya sesuai
dengan konteks ruang dan waktu dari penafsirnya. Dalam perspektif dekonstruksi,
pemaknaan terhadap tokoh Singo Barong harus dilihat sebagai suatu proses yang
terus berkembang dan tidak terlepas dari dinamika sosial. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab, proses serta implikasi dari
dekonstruksi makna simbolik tokoh Singo Barong dalam seni pertunjukan Reog Ponorogo.
Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang
mendalam bagi ranah keilmuan kajian budaya, khususnya terkait perubahan
simbolik dalam kesenian tradisional.
Penelitian ini dilaksanakan di Ponorogo
dengan dua tempat yang berbeda, yaitu Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2
dan Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo serta dilakukan dalam
ranah ilmu Kajian Budaya dengan menggunakan metode analisis data kualitatif.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi, wawancara
mendalam dan studi dokumen. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif
dan interpretatif yang dikembangkan oleh Miles dan Hubberman serta menggunakan
pendekatan hermeneutik. Di dalam penelitian
ini teori dekonstruksi dari Derrida diposisikan sebagai teori utama untuk
menjawab ketiga rumusan masalah penelitian yang dalam penggunaannya dibantu
dengan teori semiotika komunikasi visual dan teori seni pertunjukan yang
digunakan secara eklektik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan seksama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya, Pertama, dekonstruksi makna simbolik tokoh Singo Barong disebabkan oleh dua faktor, yaitu: (1) gerakan Islamisasi yang berada di wilayah Ponorogo; dan (2) narasi dan interpretasi kolektif. Kedua, proses terjadinya dekonstruksi makna simbolik tokoh Singo Barong dalam seni pertunjukan Reyog Ponorogo dapat dipahami melalui dua proses, yaitu: (1) dari hal yang bersifat sakral menjadi hal yang bersifat biasa atau profan; dan (2) dari media sindiran atau satire berubah menjadi media pemujaan terhadap Tuhan. Ketiga, dekonstruksi makna simbolik tokoh Singo Barong dalam seni pertunjukan Reyog Ponorogo memiliki implikasi yang signifikan, yiatu: (1) implikasi terhadap popularitas seni pertunjukan Reyog Ponorogo; dan (2) implikasi terhadap kehidupan sosial budaya dan ekonomi masyarakat Ponorogo.