Agregat
merupakan komponen utama dalam seluruh jenis perkerasan yang berperan penting
dalam menentukan daya dukung dan stabilitas lapisan permukaan jalan. Namun, Penggunaan
agregat yang diambil langsung dari alam sering kali tidak memenuhi spesifikasi
karakteristik agregat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
perlakuan tidak dicuci, dicuci, serta dicuci dan direndam dalam larutan natrium
sulfat (Na₂SO₄) terhadap karakteristik agregat dari kuari Boyolali, Serang, dan
Magetan.
Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan pengujian
karakteristik agregat yang meliputi uji abrasi, berat jenis, penyerapan air,
kelekatan, butir pipih dan lonjong, serta kadar rongga agregat halus. Agregat
yang digunakan dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan: tidak dicuci, dicuci,
dan dicuci kemudian direndam dalam larutan natrium sulfat selama 7, 14, 21, 28,
dan 35 hari. Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan perbedaan
karakteristik agregat berdasarkan perlakuan yang diberikan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pencucian memberikan nilai karakteristik
agregat yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tidak dicuci. Agregat
kuari Boyolali memenuhi semua spesifikasi, sedangkan agregat kuari Serang dan
Magetan tidak memenuhi beberapa spesifikasi untuk penyerapan dan abrasi. Selain
itu, perendaman dalam larutan natrium sulfat selama 7 hingga 14 hari masih
memenuhi spesifikasi, namun setelah 28 hingga 35 hari, agregat mengalami
degradasi fisik yang signifikan. Penelitian ini memberikan wawasan penting
mengenai perlakuan agregat yang optimal.