Kemiskinan dapat diatasi dengan pendekatan geografis dan institusi dalam sudut pandang kombinasi kemiskinan struktural dan multidimensi kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pola distribusi desa miskin dengan pendekatan sistem informasi geografis (SIG) di Provinsi Aceh. Selain itu juga, mengukur peranan dua level kondisi lingkungan, yaitu karakteristik kondisi lingkungan di desa dalam bentuk akses terhadap infrastruktur ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial budaya dan keberlanjutan, sedangkan karakteristik kondisi lingkungan kabupaten/kota terdiri atas status daerah konflik, Pandemi COVID-19 dan makro ekonomi seperti PDRB, jumlah penduduk dan investasi terhadap desa miskin di Provinsi Aceh.
Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial dan analisis multilevel logistik biner. Sumber data dari survei Potensi Desa (PODES), BPS, NSWI dan buku Davies (2006), di tahun 2011, 2014, 2018 dan 2021 terhadap 6476 desa dan 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Hasil penelitian menunjukkan tiga temuan di antaranya yaitu: 1) pemetaan pola sebaran desa miskin menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hubungan spasial autokorelasi spasial negatif terhadap desa miskin antar kabupaten/kota di Provinsi Aceh; 2) Infrastruktur ekonomi desa, infrastruktur kesehatan desa, infrastruktur pendidikan desa, infrastruktur sosial budaya desa, dan infrastruktur keberlanjutan desa berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peluang menjadi desa miskin di Provinsi Aceh, dan 3) Status daerah konflik dan Pandemi COVID-19 berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan PDRB dan jumlah penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peluang desa menjadi desa miskin di Provinsi Aceh. Variabel independen investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peluang menjadi desa miskin di Provinsi Aceh.
Kata Kunci: Kapabilitas Institusi; Indeks Infrastuktur Desa; Konflik; Pandemi COVID-19; Jumlah Penduduk; PDRB; Investasi; Desa Miskin; Analisis Spasial; Analisis Multilevel.