Andong menjadi bagian dari integral dan kehidupan masyarakat Yogyakarta
yang berpuluh tahun. kini andong dijadikan sebagai atraksi wisata. Namun Andong
mengalami permasalahan pada pelayanan karena
generasi muda kurang
tertarik menjadi profesi
sebagai kusir Andong, bersaing dengan transportasi modern yang menerapkan
sistem pemesanan online dan biayanya
lebih murah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan tahap-tahap observasi pada kawasan Malioboro
dan rute yang dilewati dan wawancara kepada kusir
Andong dan wisatawan yang telah menggunakan jasa layanan transportasi
tradisional Andong di Malioboro. Teknik analisis data menggunakan diagram Fishbone.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan wisatawan pada pelayanan
transportasi tradisional Andong oleh kusir
yang memiliki pengalaman 5-7 Tahun diperlihatkan mengendalikan kuda dengan
baik. Parkir terlihat di keberadaan pangkalan meski perlu penataan saat ramai
pengunjung. Kebersihan Andong dan kuda memberikan kesan profesional dan menarik
yang diprsentasikan kusir. Meskipun berada di tengah kota yang suasana padat
pengalaman mengelilingi menggunakan Andong masih dapat dilakukan pada malam
hari, keindahan dilihat dari hiasan Andong dan kuda meski beberapa kusir belum
melakukan. Sikap ramah, komunikatif, dan sopan dari kusir membuat perjalanan
menyenangkan, pengalaman tersebut membentuk kenangan yang membekas, menjadikan
Andong sebagai bagian penting dari wisata budaya di Yogyakarta.
Transportasi tradisional Andong
di kawasan Malioboro
tetap ada sebagai atraksi
wisata perlu adanya pengoptimal pelayanan. Pihak pengelola/pengurus
Andong mengadakan pelatihan keberlanjutan tentang
kualitas pelayanan yang mencangkup komunikasi, etika pelayanan, dan meningkatkan storytelling pada sejarah yang ada di sekitar Malioboro. Kusir Andong
tetap memperhatikan pengalaman agar terciptanya suasana
yang nyaman dan aman bagi
penumpang.