Kebutuhan
cabai keriting sebagai komoditas unggulan terus meningkat setiap tahunnya,
namun produktivitas cabai keriting di Indonesia mengalami penurunan. Penurunan
hasil cabai salah satunya dipengaruhi oleh serangan kutu daun (Aphis
gossypii). Serangan secara tidak langsung hama kutu daun dapat menjadi
vektor penyebab penyakit yang disebabkan oleh virus, sehingga menyebabkan gagal
panen. Penggunaan nanobiopestisida serai wangi diharapkan mampu menekan
populasi hama kutu daun, meningkatkan pertumbuhan, dan hasil panen cabai dengan
metode yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh nanobiopestisida serai wangi terhadap kutu daun serta dampaknya
terhadap pertumbuhan dan hasil cabai. Kegiatan penelitian dilaksanakan di lahan
Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada bulan April
- Agustus 2024. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah
nanobiopestisida serai wangi konsentrasi 0 ml/L air; 2,5 ml/L air; 5 ml/L air;
dan 7,5 ml/L air. Data
hasil pengamatan dianalisis dengan ANOVA taraf 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian
nanobiopestisida serai wangi hingga konsentrasi 7,5 ml. L-1 air
memberikan pengaruh nyata terhadap populasi hama kutu daun. Pemberian nanobiopestisida
serai wangi konsentrasi 4,22 ml/L air menurunkan jumlah populasi hama kutu daun sebesar
2,95. Penyemprotan nanobiopestisida serai wangi pada konsentrasi 4,70 ml/L
air secara tidak
langsung menekan jumlah cabang dikotom cabai dan luas daun yang disemprot
nanobiopestisida serai wangi konsentrasi 6,14 ml/L
air. Penyemprotan
nanobiopestisida serai wangi hingga konsentrasi 7,5 ml/L
air belum mampu
mempengaruhi hasil cabai.