Abstrak
Analisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani melon di kabupaten Grobogan
Oleh :
Angga Prasetya Adhiputra - H0303053 -
ABSTRAK
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk meng-
kaji besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari usahatani melon, mengkaji
faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap hasil produksi pada usahatani
melon, mengetahui apakah petani di Kabupaten Grobogan dalam mengkombinasi-
kan penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani melon telah menca-pai
efisiensi ekonomi tertinggi.
Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif dan pelaksanaannya menggu-
nakan teknik survey. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Grobogan. Peng-
ambilan sampel kecamatan dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan
kriteria di kecamatan tersebut terdapat usahatani melon dengan luas panen dan
produksi tertinggi di Kabupaten Grobogan, maka terpilihlah Kecamatan Penawa-
ngan. Dari Kecamatan terpilih diambil dua desa secara sengaja dengan pertimba-
ngan desa tersebut memenuhi kriteria yang sama seperti sampel kecamatan, maka
terpilihlah Desa Kluwan dan Pulutan. Jumlah petani sampel yang diambil adalah
30 orang. Pengambilan jumlah petani sampel dari masing-masing desa dilakukan
secara proposional yang terdiri dari 15 orang petani dari Desa Kluwan dan 15
orang petani dari Desa Pulutan. Pemilihan petani sampel menggunakan metode
simple random sampling dengan cara undian.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya usahatani melon sebesar
Rp29.012.342,89/Ha/MT yang terdiri dari biaya sarana produksi yaitu sebesar
Rp10.465.075,02/Ha/MT, biaya tenaga kerja sebesar Rp 9.127.009,65/Ha/MT,
biaya perlengkapan sebesar Rp 8.085.423,38/Ha/MT, biaya penyusutan sebesar
Rp56.324,66/Ha/MT dan biaya lain-lain sebesar Rp1.278.510,19/Ha/MT. Sedang-
kan penerimaan usahatani sebesar Rp 50.687.031,09/Ha/MT dan pendapatan usa-
hatani sebesar Rp 21.674.688,20/Ha/MT.
Rata-rata produksi melon di daerah penelitan adalah sebesar 26.916,67
kg/Ha. Faktor produksi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi masukan
luas lahan, tenaga kerja, pupuk kompos, pupuk phonska, pupuk SP-36, pupuk
KCl, dan pupuk ZA. Rata-rata luas lahan (X1) yang digarap adalah 0,31 Ha. Untuk
tenaga kerja (X3) sebanyak 184,84 HKP/Ha, pupuk kompos (X4) sebesar 175,79
kg/Ha, pupuk phonska (X5) sebesar 741,7 kg/Ha, pupuk SP-36 (X6) sebesar
260,99 kg/Ha, pupuk KCl (X7) sebesar 375,14 kg/Ha, dan pupuk ZA (X8) sebesar
477,30 kg/Ha. Hubungan penggunaan masukan dengan hasil produksi melon
dinyatakan dalam model fungsi kepangkatan ( modifikasi fungsi produksi Cobb-
Douglas), sebagai berikut : xii
Y = 297,852X1
0,450
X3
-0,105
X4
0,074
X5
0,387
X6
0,340
X7
-0,011
X8
0,08
Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa dari 7 masukan
yang meliputi masukan luas lahan, tenaga kerja, pupuk kompos, pupuk phonska,
pupuk SP-36, pupuk KCl, dan pupuk ZA hanya masukan luas lahan, pupuk
phonska dan pupuk phonska yang berpengaruh nyata terhadap produksi melon.
Peneliti menduga data mengalami gejala multikolinearitas. Untuk mengatasinya
peneliti menghilangkan variabel yang saling mengalami korelasi kuat dari model
regresi yaitu tenaga kerja (X3), pupuk kompos (X4), dan pupuk KCl (X7) sehingga
didapatkan model fungsi produksi Cobb-Douglas yang baru, yaitu sebagai berikut:
Y = 250,035X1
0,430
X5
0,370
X6
0,336
X7
0,103
Berdasarkan hasil regresi berganda, dapat diketahui bahwa masukan luas
lahan (X1), pupuk phonska (X5), dan pupuk SP-36 (X6) mempunyai hubungan
positif dengan hasil produksi melon dan berpengaruh terhadap hasil produksi
melon. Sedangkan masukan ZA (X8) tidak berpengaruh terhadap hasil produksi
melon.
Berdasarkan penjumlahan koefisien regresi dari faktor-faktor produksi ter-
sebut diperoleh nilai sebesar 0,924. Nilai tersebut juga menunjukkan nilai elastisi-
tas produksi sebesar 0,924 atau 0 < Ep < 1 sehingga usahatani melon ini berada
dalam tahapan produksi II. Berdasarkan pendekatan keuntungan maksimum dapat
diketahui bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani
melon di Kabupaten Grobogan belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.
ABSTRAC
The thesis were arranged based on the result of the research ordering to exa-
mine the cost, demands, and income of melon farm, to study the production fac-
tors affecting to the production result in melon farm, and to find out whether the
farmer in Grobogan Regency had reached the highest economic efficiency.
The main method of research was descriptive and the technique was by u-
sing survey. The research was conducted in Boyolali Regency. The sampling of
subdistrict was conducted using purposive sampling. The requirement that should
be filled to be the criteria of sample were the subdistrict has the greatest crops and
the highest production of melon farm in Boyolali, and Penawangan subdistrict
was taken as the sample. From the chosen subdistrict, it was taken two villages by
purposive sampling with the same consideration emerged in determination of the
sample of subdistrict: they were Kluwan and Pulutan Villages. The research took
30 farmers as the sample. The determination of sample of farmer from each villa-
ge was conducted proportionally consisted of 15 farmers from Kluwan Village,
and 15 farmers from Pulutan Village. The sample of farmer employed simple ran-
dom sampling using lottery.
The result of the reseach performed that the cost of melon farm was as ma-
ny as Rp 29.012.342,89/Ha/MT consisted of production cost was as many as
Rp10.465.075,02/Ha/MT, the wage of labor was Rp 9.127.009,65/Ha/MT, equip-
ments cost was as many as Rp 8.085.423,38/Ha/MT, the cost of reduction was as
many as Rp 56.324,66/Ha/MT, and additional cost was as many as
Rp 1.278.510,19/Ha/MT. meanwhile, the revenue of farm was as many as
Rp 50.687.031,09/Ha/MT and the income of farm was as many as
Rp 21.674.688,20/Ha/MT.
The average of melons productions is 26.916,67 kg/Ha. Production factor
that used in this research are large of land, labor, compost, phonska, SP-36, KCl,
and ZA fertilizers. The average of large of land (X1) tilled by farmers is 0,31 Ha.
The usage of labor (X3) equal to 184,84 HKP/Ha, compost (X4) equal to 175,79
kg/Ha, phonska fertilizer (X5) equal to 741,70kg/Ha, SP-36 fertilizer (X6) equal to
260,99 kg/Ha, KCl fertilizer (X7) equal to 375,14 kg/Ha, and ZA fertilizer (X8)
equal to 477,30 kg/Ha. The relation-ship between the use of production factors
and the result of melon production is stated in the rank function model
(modification of production function of Cobb-Douglas) as follows:
Y = 297,852 X1
0,450
X3
-0,105
X4
0,074
X5
0,387
X6
0,340
X7
-0,011
X8
0,088
The result of the doubled-linier regression analysis performed that from 7
inputs consist of the large of land, employee, compost, phonska,SP-36, KCl, and
ZA fertilizers, only large of land, phonska and ZA fertilizer have effected to the xiv
production result of melon. Researcher estimate that the data have a symptom of
multicollinerity. To overcoming it researcher removed the variable which have
strong correlation each other from model of regression, there are employee (X3),
compost (X4), and KCl fertilizer (X7). There are got new production function
model of Cobb-Douglas, that is as follows:
Y = 250,035X1
0,430
X5
0,370
X6
0,336
X7
0,103
Pursuant to result of the doubled-linier regression analysis, can know that
large of land input (X1), phonska (X5) and SP-36 fertilizer (X6) has linier
comparison effect to the production result of melon and affected to the production
result of melon. While the input of ZA fertilizers did not give essential effect to
the result of melon production.
According to the totaling of regression coefficient of production elasticity
as many as 0,924 or 0 < Ep < 1, so the production process of melon farm stand on
II production stage. Based on the maximum benefits approach can be found out
that the combination of the use of production factors in melon farm in Grobogan
Regency have not reached highest economic efficiency yet.