Abstrak
Studi pelaksanaan program inklusi di SMA Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010)
Oleh :
Nur Ratna Juwita - S8109084 -
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk (1) untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan sekolah dalam
mengenalkan program inklusi di SMA Negeri 8 Surakarta; (2) untuk mengetahui implementasi program pendidikan
inklusi dalam kegiatan sekolah di SMA Negeri 8 Surakarta; (3) mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan program inklusi; (4) mengetahui hasil yang telah dicapai melalui program rintisan inklusi
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dalam bentuk studi kasus yaitu jenis penelitian yang
memperdalam gambaran lengkap mengenai kasus tersebut. Objek penelitiannya berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang terlibat didalam implementasi program pendidikan inklusi. Analisis data dilakukan melalui model
interaktif.
Setelah dilakukan analisis diperoleh kesimpulan bahwa : implementasi program pendidikan inklusi di SMA N
8 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 sebagai berikut : (1) upaya sosialisasi program inklusi merupakan suatu usaha
mengenalkan program baru dengan pemikiran (ide) serta prakteknya dalam upaya menjembatani kebutuhan
masyarakat memberikan layanan bagi anak mereka yang berkebutuhan khusus untuk bersekolah di sekolah umum.
Proses sosialisasi melalui sebuah tim dengan peranan dari kepala sekolah, staf, komite dan guru; (2) implementasi
program dalam kegiatan sekolah, seperti penerimaan siswa baru dengan menggunakan sistem online yang ternyata
mempunyai kendala. Prasayarat melaui online selain nilai yang mencukupi dan ijasah level dibawahnya ternyata
ditengah pembelajaran anak mengalami hambatan belajar, yang disebut slow learner. Selain itu dalam proses
kegiatan belajar mengajar masih memiliki kelemahan-kelemahan dari kurang maksimalnya imlementasi layanan
bimbingan bagi anak berkebutuhan khusus; (3) kendala-Kendala yang dihadapi dalam program rintisan ini adalah :
Stigma negatif yang muncul pada diri orangtua bahwa nilai anak mereka akan ikut terpengaruh dengan adanya anak
berkebutuhan khusus; guru-guru yang mengeluh dengan merasakan terbebani mengajarkan pada anak berkebutuhan
khusus; adanya cemoohan siswa yang lain pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK); buku pegangan dari sekolah juga
belum ditentukan hanya mapel tertentu yang menggunakannya, selebihnya guru lebih menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS); materi yang belum dikuasai oleh Guru Pembimbing Khusus (GPK) dan orangtua saat memberikan
bimbingan di rumah kepada ABK, mengingat sudah tingkat SMA; fasilitas yang kurang memadai, khususnya buku-
buku koleksi perpustakaan agar menambah ilmu tentang pendidikan anak luar biasa; (4) hasil yang dicapai adalah
prestasi anak tunadaksa dalam kejuaraan lomba badminton tingkat propinsi dalam lingkup ABK serta dipilihnya
manager inklusi SMA N 8 sebagai koordinator pendidikan inklusi di wilayah Surakarta
Saran peneliti : 1) pengambil kebijakan pendidikan agar diberikannya dukungan serta semangat untuk
mengembangakan pendidikan inklusi, mendorong adanya sosialisasi, pengenalan serta didakannya pelatihan-pelatihan
bagi guru agar mudah menerapkan dalam kelas inklusi, 2) perlunya pemahaman hakekat inklusi agar selalu
berkesinambungan oleh kepala sekolah beserta tim dan dapat berkembang optimal, 3) adanya narasumber yang tepat
sebagai sumber informasi dan konsultasi oleh manager inklusi, 4) perlunya guru memperbaiki cara mengajar dalam
kelas inklusif. 5). penelitian lebih lanjut agar secara lebih detail meneliti program layanan khusus dan fasilitas yang
diperlukan dalam proses pembelajaran termasuk adanya tim untuk mengidentifikasi ABK.
ABSTRACT
This research aims to (1) find out the attempts the school has done in introducing inclusion program in
SMA N 8 Surakarta; (2) find out the implementation of inclusion education program in the school activities of
SMA N 8 Surakarta; (3) find out the obstacles encountered in implementing the inclusion program; and (4) find
out the output achieved through the inclusion pioneering program.
This research belongs to a descriptive qualitative research in the form of cases study, that is, the type of
research sharpening the complete overview on such case. The research object constituted the words and actions
of those involved in the implementation of inclusion education program. The data analysis was done using an
interactive model.
From the result of analysis, it can be concluded that: the implementation of inclusion education
program in SMA N 8 Surakarta in the school year of 2009/2010 is as follows: (1) socialization effort of inclusion program is an initiative introduction new program with the idea also practice in communicate to social
need give attend for their children who need the special necessity to study in the general school. The
Socialization process by a team with role from the headmaster, staff, committee and teacher; (2) the
implementation of program into the school activities, such as new entry enrollment using the online system still
faces some obstacles. The condition of online, in addition to the eligible score and the certificate level below, is
in fact in the midst of learning the children have learning difficulty, called slow learner. In addition, the
teaching-learning activity process still has some weaknesses due to the less maximal implementation of
assistance service for the disabled children; (3) the obstacles encountered in the pioneering program include:
Negative stigma emerging within the parents that their children’s value will be affected by the presence of
disabled children; the teachers complaining about the burden of teaching the disabled children; the presence of
other students’ taunt toward the disabled children; the handbook the school uses has not been defined, so that
few subjects use it, and for the rest, teachers uses student work sheet (LKS); the material the Special Assisting
Teacher (GPK) does not master and parent for the assistance at home to the disabled children; recalling that the
children is in Senior High School level; the less adequate facility, particularly the library’s collection books in
order to increase the knowledge about the education for the disabled; (4) the result that reach is achievement
physical handicap child in badminton competition at province level in ABK scope, also choose the inclusion
manager of SMA N 8 as inclusion education coordinator on Surakarta region
The author’s recommendations include: 1) the education policymakers should be given support as well
spirit for developing the inclusion education, encouraging the socialization, introducing as well as the training
for the teachers for the application of inclusion class, 2) there should be the principal’s understanding of
inclusion essence in order to make it sustainable and develops optimally, 3) there should be appropriate
resource as the information and consultation source for the inclusion manager, 4) the teacher should improve
the teaching method by using the inclusive method, and, 5). the next experiment in order more detail to explore
special attend program and facility that need in learning process include there is a team for ABK identification