Abstrak


Makna Simbolik Prosesi lan Ubarampe Tradhisi Ceprotan Desa Sekar Kecamatan Donorojo sarta Gayutane tumrap Bahan Ajar Basa Jawa SMP


Oleh :
Laily Rohadatul 'aisy - K4221044 - Fak. KIP

Laily Rohadatul ‘Aisy. K4221044. Pembimbing: Tya Resta Fitriana, M.Pd. MAKNA SIMBOLIK PROSESI DAN UBARAMPE TRADHISI CEPROTAN DESA SEKAR KECAMATAN DONOROJO SERTA RELEVANSINYA UNTUK BAHAN AJAR BASA JAWA SMP. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2025.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi makna simbolik prosesi Tradisi Ceprotan, (2) mengidentifikasi makna simbolik ubarampe dalam Tradisi Ceprotan, (3) mendeskripsikan kaitan makna simbolik prosesi dan ubarampe dengan bahan ajar bahasa jawa di SMP. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi informan (juru kunci, perangkat desa, warga masyarakat, guru bahasa Jawa, dan siswa kelas IX SMP), peristiwa (prosesi Tradisi Ceprotan), dan dokumen (transkrip wawancara, silabus, buku, web, jurnal, dan artikel). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis data Miles Huberman. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, Tradisi Ceprotan ada delapan agenda kegiatan dimulai dari persiapan, obong-obong, membuat ubarampe, slametan, pagelaran seni dan budaya, sendratari legenda, kirab pusaka, dan prosesi Ceprotan. Masing-masing kegiatan tersebut memiliki makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Kedua, dalam tradisi Ceprotan terdapat dua macam ubarampe, ubarampe untuk slametan dan ubarampe untuk prosesi Ceprotan. Ubarampe untuk slametan terdiri dari ingkung dan jadah. Ubarampe untuk prosesi terdiri dari tiga belas ubarampe, yaitu cengkir, panggang, panjang ilang, tumpeng lulut, krecek, tumpeng tulak, gambir, gantal, kinang, suruh, jangan menir, benceng, urang, yuyu, gedhang sepet, tape ketan, bolah telon, dan wayang. Masing-masing ubarampe tersebut memiliki makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Ketiga, makna simbolik prosesi dan ubarampe tradisi Ceprotan memiliki kaitan dengan bahan ajar bahasa Jawa di SMP, khususnya pada materi teks deskriptif yang terdapat pada kelas IX semester gasal.

Kata kunci: tradisi ceprotan, prosesi, ubarampe, teks deskriptif.