Virrisya Dela Anggraini. K4221074. Pembimbing: Dr. Kenfitria Diah
Wijayanti, M. Hum. ANALISIS MAKNA SIMBOLIK UBARAMPE TRADHISI GENDUREN WETON ING DESA
GAJAH KABUPATEN
PONOROGO LAN GAYUTANE
TUMRAP PASINAON BASA JAWA ING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2025.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
(1) Prosesi Tradisi Genduren Weton di Desa Gajah, Kabupaten Ponorogo,
(2) Makna simbolik ubarampe dalam Tradisi Genduren Weton di
Desa Gajah, Kabupaten Ponorogo, (3) Kaitannya hasil analisis dalam Tradisi
Genduren Weton di Desa Gajah, Kabupaten Ponorogo sebagai materi ajar
Bahasa Jawa di SMP. Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling.
Data yang ada di penelitian ini berupa prosesi Tradisi Genduren Weton, makna
simbolik ubarampe, dan kaitan hasil analisis dalam Tradisi Genduren Weton sebagai
materi ajar Bahasa Jawa di SMP. Sumber data penelitian yaitu berupa sumber data
primer dari hasil observasi langsung dan wawancara dengan sesepuh desa, dosen
ahli budaya, guru bahasa Jawa, dan perwakilan siswa kelas IX SMP Negeri 1
Banyudono. Pengumpulan data dilaksanakan dengan tiga teknik, yaitu teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan ada dua, yaitu
triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan
model analisis interaktif menurut Miles dan Hubermen, yaitu pengumpulan data,
reduksi data, menyajikan data, kesimpulan. Hasil penelitian yaitu: (1) Prosesi Tradisi
Genduren Weton yaitu ada dua prosesi yaitu pra pelaksanaan dan
pelaksanaan. (2) makna simbolik dibagi menjadi tiga yaitu denotasi sebagai
makna sesungguhnya, konotasi sebagai makna kiasan, mitos sebagai kepercayaan
suatu masyarakat. Makna simbolik tersebut ada dalam ubarampe Tradisi
Genduren Weton. (3) prosesi dan makna simbolik dalam Tradisi Genduren
Weton ada kaitannya dengan pembelajaran bahasa Jawa mengenai teks
deskriptif. Guru dan siswa mendapat wawasan baru mengenai upacara tradisi
dari daerah lain, dan menarik perhatian siswa supaya selalu melestarikan budaya
Jawa.