Abstrak


Analisis Rantai Pasok Komoditas Kopi Arabika di Kabupaten Banjarnegara


Oleh :
Muhamad Sandi Rahayu - H0821074 - Fak. Pertanian

Kopi arabika memiliki potensi besar dalam membangun ekonomi suatu daerah. Namun, kopi ini hanya mampu tumbuh dengan baik pada ketinggian lahan diatas 1.000 mdpl seperti di sebagian wilayah Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi rantai pasok kopi arabika, efisiensi kinerja rantai pasok, dan optimalisasi (upgrading) rantai pasokMetode dasar penelitian adalah metode deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling di Kabupaten Banjarnegara sebagai daerah penghasil kopi arabika namun dengan permasalahan pada pasokan. Responden petani dipilih dengan menunjuk perwakilan petani pada setiap gapoktan sebanyak 34 orang dan responden lembaga pemasaran dipilih dengan metode snowball sampling sebanyak 9 orang. Penelitian menggunakan data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan pencatatan. Metode analisis data menggunakan FSCN, marjin pemasaran, farmer’s share, dan teori upgrading. Hasil analisis menunjukkan secara umum kondisi rantai pasok kopi arabika di Kabupaten Banjarnegara sudah berjalan dengan baik, didukung dengan aliran rantai yang berjalan lancar, tantangan pada proses bisnis yang dapat diatasi, ketersediaan sumber daya rantai yang memadai, dan kemudahan pemasaran pelaku rantai. Namun penyerapan hasil panen secara lokal masih rendah dan masih minim adanya kerja sama yang terjalin dengan petani. Rantai pasok 1 dan 3 sudah berjalan dengan efisien, namun rantai pasok 2 dan 4 belum berjalan efisien. Marjin pemasaran tertinggi pada rantai pasok 2 sebesar 62?n rantai pasok 4 sebesar 49,4%. Nilai farmer’s share terendah pada rantai pasok 2 sebesar 38?n rantai pasok 4 sebesar 50,6%. Hal ini diakibatkan tidak adanya pengolahan pasca panen lebih lanjut oleh petani. Optimalisasi (upgrading) dilakukan pada permasalahan yang terjadi yaitu pasokan dan kerja sama. Upgrading meliputi process upgrading mengacu pada penyerapan secara lokal produk dari petani dan functional upgrading mengacu pada kerja sama antar pelaku rantai pasok untuk menjamin keberlanjutan rantai pasok kopi arabika.