Proyek
konstruksi infrastruktur sering kali menghadapi masalah keterlambatan dan
pemborosan (waste) sehingga dilakukan efisiensi untuk mengoptimalkan
penggunaan sumber daya dan mencapai tujuan proyek secara lebih efektif. Lean
Construction melalui Last Planner System (LPS) menawarkan pendekatan
strategis untuk meningkatkan produktivitas dan keandalan perencanaan. Namun,
pemahaman mengenai tingkat kematangan adopsi Lean dan efektivitasnya
secara kuantitatif pada proyek infrastruktur di Indonesia masih perlu dikaji
lebih dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kematangan
penerapan Lean Construction dan pengaruh penerapan LPS terhadap
manajemen waktu pada Proyek Pembangunan Tol Semarang-Demak 1A.
Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner berbasis Lean
Construction Maturity Model (LCMM) kepada 7 responden Pejabat Inti Proyek
(PIP) untuk mengukur tingkat kematangan. Data sekunder berupa dokumen Weekly
Work Plan (WWP) dianalisis untuk mengevaluasi kinerja LPS melalui
perhitungan Percent Plan Complete (PPC).
Hasil
penelitian menunjukkan tingkat kematangan penerapan Lean Construction
pada proyek berada pada Level 3 (Integrated) dengan skor
rata-rata 3,04. Atribut dengan skor tertinggi adalah Way of Thinking yaitu
3,33, sementara yang terendah adalah Competencies yaitu 2,62. Dari sisi
kinerja, penerapan LPS terbukti sangat efektif dalam meningkatkan manajemen
waktu, yang ditunjukkan dengan pencapaian rata-rata PPC bulanan sebesar 96,27%,
jauh melampaui target 80%. Kemampuan adaptif dari sistem ini terkonfirmasi melalui
keberhasilannya dalam mengelola jadwal perbaikan (recovery plan), di
mana proyek mampu mengatasi volatilitas kinerja dan pada akhirnya mencatatkan
deviasi kumulatif positif sebesar +0,24% terhadap target rencana perbaikan.
penelitian ini merekomendasikan adanya peningkatan kompetensi SDM melalui
pelatihan terstruktur sebagai langkah strategis untuk optimasi lebih lanjut.