Abstrak


PENERAPAN MANAJEMEN KUALITAS DENGAN APLIKASI LEAN CONSTRUCTION METODE LAST PLANNER SYSTEM (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN TOL SEMARANG-DEMAK 1A)


Oleh :
Salsabila Mazaya - I0121164 - Fak. Teknik

Proyek konstruksi infrastruktur sering kali menghadapi masalah keterlambatan dan pemborosan (waste) sehingga dilakukan efisiensi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mencapai tujuan proyek secara lebih efektif. Lean Construction melalui Last Planner System (LPS) menawarkan pendekatan strategis untuk meningkatkan produktivitas dan keandalan perencanaan. Namun, pemahaman mengenai tingkat kematangan adopsi Lean dan efektivitasnya secara kuantitatif pada proyek infrastruktur di Indonesia masih perlu dikaji lebih dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kematangan penerapan Lean Construction dan pengaruh penerapan LPS terhadap manajemen waktu pada Proyek Pembangunan Tol Semarang-Demak 1A.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner berbasis Lean Construction Maturity Model (LCMM) kepada 7 responden Pejabat Inti Proyek (PIP) untuk mengukur tingkat kematangan. Data sekunder berupa dokumen Weekly Work Plan (WWP) dianalisis untuk mengevaluasi kinerja LPS melalui perhitungan Percent Plan Complete (PPC).

Hasil penelitian menunjukkan tingkat kematangan penerapan Lean Construction pada proyek berada pada Level 3 (Integrated) dengan skor rata-rata 3,04. Atribut dengan skor tertinggi adalah Way of Thinking yaitu 3,33, sementara yang terendah adalah Competencies yaitu 2,62. Dari sisi kinerja, penerapan LPS terbukti sangat efektif dalam meningkatkan manajemen waktu, yang ditunjukkan dengan pencapaian rata-rata PPC bulanan sebesar 96,27%, jauh melampaui target 80%. Kemampuan adaptif dari sistem ini terkonfirmasi melalui keberhasilannya dalam mengelola jadwal perbaikan (recovery plan), di mana proyek mampu mengatasi volatilitas kinerja dan pada akhirnya mencatatkan deviasi kumulatif positif sebesar +0,24% terhadap target rencana perbaikan. penelitian ini merekomendasikan adanya peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan terstruktur sebagai langkah strategis untuk optimasi lebih lanjut.