Banyak insektisida sintetik yang beredar di pasaran telah digunakan untuk
membunuh larva atau nyamuk dewasa, namun senyawa kimia didalamnya dapat
menimbulkan resistensi nyamuk terhadap insektsida sintetik akibat penggunaan
yang salah serta menimbulkan residu karena insektisida kimia bersifat
undegradable. Sudah saatnya bagi masyarakat untuk beralih ke insektisida nabati
karena lebih aman digunakan dalam jangka panjang sebab tanpa ada efek negatif
dan yang paling penting insektisida nabati bersifat degradable. Negara Indonesia
merupakan negara tropis yang memiliki berbagai jenis tumbuhan yang belum
banyak dimanfaatkan, seperti tanaman tembakau, serai, serta bawang putih yang
dapat digunakan sebagai bahan insektisida nabati ataupun sebagai penolak
nyamuk. Kandungan alkaloid nikotin yang terdapat di daun tembakau dapat
digunakan sebagai insektisida. Minyak serai wangi atau minyak sitronela dapat
digunakan sebagai pengusir serangga, termasuk nyamuk. Aroma allisin yang
tajam (aroma khas bawang putih) tidak disukai serangga (bersifat repellant),
karena akan mengacaukan sistem komunikasi serangga. Tujuan pembuatan tugas
akhir ini yaitu memperoleh formulasi insektisida nabati yang efektif untuk
mengusir nyamuk Cullex sp dari kombinasi ekstrak tembakau, bawang putih, dan
serai dengan menggunakan metode elektrik cair.
Proses pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara mencampur tembakau,
serai, dan bawang putih ke dalam 150 gram aquades. Kemudian ekstraksi dengan
cara dipanaskan dengan suhu 45-50
C selama 20 menit disertai pengadukan. Hasil
ekstrak kemudian ditambahkan propylene glycole 4% sebagai pengawet dan
diaduk selama 5 menit. Ekstrak dibuat dengan berbagai konsentrasi. Ekstrak yang
telah didapatkan selanjutnya akan diuji efektivitasnya terdapat nyamuk Cullex sp
dengan menggunakan metode glass chamber serta diuji kandungan fitokimianya
yaitu uji flavonoid dan uji nikotin.
o
Hasil formulasi insektisida nabati yang memiliki efektivitas tertinggi
adalah F1 dengan komposisi 4,5 gram tembakau, 75 gram serai, dan 1,5 gram
bawang putih yang memiliki persentase kematian nyamuk Cullex sp tertinggi
sebesar 45%. Hasil analisa uji nikotin menunjukkan bahwa insektisida nabati ini
aman digunakan karena memiliki kadar nikotin sangat sedikit yaitu kurang dari
0,12%.
Biaya yang dikeluarkan untuk modal pendirian usaha sebesar
Rp 11.751.000 dan biaya produksi sebesar Rp 127.681,18 dengan rincian direct
manufacturing cost sebesar Rp 124.611,74 dan fixed manufacturing cost sebesar
Rp 3.069,44. Keuntungan sebelum pajak yang didapat sebesar Rp
1.446.376,31/bulan dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 1.301.738,68/bulan.