Abstrak


Analisis Waste pada Penerapan Lean Construction Proyek Tol Semarang-Demak 1A Menggunakan DMAIC


Oleh :
Roy Faishal Irawan - I0121161 - Fak. Teknik

Roy Faishal Irawan, 2025, Analisis Waste pada Penerapan Lean Construction Proyek Tol Semarang-Demak 1A Menggunakan DMAIC. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Lean construction merupakan manajemen proyek yang sudah mulai diterapkan untuk mengurangi pemborosan dan memaksimalkan nilai dalam proyek konstruksi termasuk pada Proyek Tol Semarang-Demak Paket 1A. DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control) merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses secara signifikan. Metode DMAIC yang diintegrasikan dengan penerapan lean construction melalui Last Planner System dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan lean construction dengan menggunakan tahap-tahapannya seperti Define, Measure, Analyse, Improve dan Control mulai dari mengidentifikasi masalah seperti pemborosan dengan runtut dan sistematis melalui kolaborasi para pemangku kepentingan, memecahkan permasalahan dengan merekomendasikan solusi dari permasalahan tersebut, dan mendapatkan lesson learned dari permasalahan yang telah dipecahkan.

Metodologi penelitian menggunakan data primer berupa kuesioner dari pihak kontraktor yang berjumlah 11 responden. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan tingkat keseringan aktivitas penyebab waste terjadi yang terdiri dari 7 kategori waste dengan beberapa pernyataan berbentuk skala likert. Kemudian untuk data sekunder dikumpulkan dari laporan-laporan proyek seperti profil perusahaan, weekly work plan, dan action plan. Metode tambahan digunakan seperti diagram pareto pada tahap measure, diagram fishbone pada tahap analyze, dan metode 5W1H pada tahap improve.

Setelah dilakukan analisis DMAIC, dari hasil analisis menggunakan diagram pareto menjelaskan selama pengerjaan Jembatan Kaligawe terjadi waste dominan seperti waste process (20,17%) yang disebabkan salah satunya dari maintenance peralatan yang kurang baik, waste waiting (20,17%) yang disebabkan salah satunya dari keterlambatan pemasok material; waste defect (17,65%) yang disebabkan salah satunya dari pekerja yang kurang teliti; waste motion (11,76%) yang disebabkan salah satunya dari metode pekerjaan yang sering berubah-ubah; dan waste overproduction (10,92%) yang disebabkan oleh kurangnya koordinasi/pengendalian pada produksi material. Kemudian pada tahap improve, diberikan rekomendasi solusi dari aspek perencanaan salah satunya adalah memastikan semua pihak saling memiliki komunikasi yang terhubung dari atasan ke bawahan hingga sesama rekan kerja, dari aspek pelaksanaan salah satunya adalah menerapkan pelaporan dengan SOP yang jelas disertai pendokumentasian, dan dari aspek evaluasi diberikan solusi untuk melakukan evaluasi bersama tim internal project dengan subkontraktor untuk rencana kerja dan melaporkan hasil evaluasi tersebut ke manajemen owner maupun kantor pusat.