Roy Faishal
Irawan, 2025, Analisis
Waste pada Penerapan Lean Construction
Proyek Tol Semarang-Demak 1A Menggunakan DMAIC. Tugas
Akhir. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
Lean construction merupakan manajemen proyek
yang sudah mulai diterapkan untuk mengurangi pemborosan dan memaksimalkan nilai
dalam proyek konstruksi termasuk pada Proyek Tol Semarang-Demak Paket 1A. DMAIC
(Define, Measure, Analyze, Improve dan Control) merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses secara signifikan. Metode DMAIC yang diintegrasikan dengan penerapan lean
construction melalui Last Planner System dimaksudkan untuk mendukung
pelaksanaan lean construction dengan menggunakan tahap-tahapannya
seperti Define, Measure, Analyse, Improve dan Control mulai
dari mengidentifikasi masalah seperti pemborosan dengan runtut dan sistematis
melalui kolaborasi para pemangku kepentingan, memecahkan permasalahan dengan
merekomendasikan solusi dari permasalahan tersebut, dan mendapatkan lesson
learned dari permasalahan yang telah dipecahkan.
Metodologi penelitian menggunakan data primer berupa
kuesioner dari pihak kontraktor yang berjumlah 11 responden. Kuesioner
digunakan untuk mendapatkan tingkat keseringan aktivitas penyebab waste
terjadi yang terdiri dari 7 kategori waste dengan beberapa pernyataan
berbentuk skala likert. Kemudian untuk data sekunder dikumpulkan dari
laporan-laporan proyek seperti profil perusahaan, weekly work plan, dan action
plan. Metode tambahan digunakan seperti diagram pareto pada tahap measure,
diagram fishbone pada tahap analyze, dan metode 5W1H pada tahap improve.
Setelah dilakukan analisis DMAIC, dari hasil analisis
menggunakan diagram pareto menjelaskan selama pengerjaan Jembatan Kaligawe
terjadi waste dominan seperti waste process (20,17%)
yang disebabkan salah satunya dari maintenance peralatan yang kurang
baik, waste waiting (20,17%) yang disebabkan salah satunya dari keterlambatan
pemasok material; waste defect (17,65%) yang
disebabkan salah satunya dari pekerja yang kurang teliti; waste motion (11,76%)
yang disebabkan salah satunya dari metode pekerjaan yang sering berubah-ubah;
dan waste overproduction (10,92%) yang disebabkan oleh kurangnya
koordinasi/pengendalian pada produksi material. Kemudian pada tahap improve,
diberikan rekomendasi solusi dari aspek perencanaan salah satunya adalah memastikan
semua pihak saling memiliki komunikasi yang terhubung dari atasan ke bawahan
hingga sesama rekan kerja, dari aspek
pelaksanaan salah satunya adalah menerapkan pelaporan dengan SOP yang jelas disertai
pendokumentasian, dan dari aspek evaluasi diberikan solusi untuk melakukan
evaluasi bersama tim internal project dengan subkontraktor untuk rencana kerja
dan melaporkan hasil evaluasi tersebut ke manajemen owner maupun kantor
pusat.