Abstrak
Prarancangan pabrik furfural dari tongkol jagung kapasitas 10.000 ton/tahun
Oleh :
Nurul Intan Nurbaiti - I1505003 - Fak. Teknik
INTISARI
Nurul Intan Nurbaiti dan Nugrahani Rah Prambasati, 2010, Prarancangan Pabrik Furfural dari Tongkol Jagung, Kapasitas 10.000 ton/tahun. Program Studi S1 Non Reguler, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Furfural banyak digunakan dalam industri kimia seperti bahan pembentuk resin cetak, sebagai senyawa intermediate pada pembuatan pyrole, pyrolidine, pyrilidine dan piperidine, sebagai bahan baku pembuatan senyawa furan yang lain seperti furfuryl alcohol, tetrahidrofuran dan furan resin, sebagai pelarut dalam industri pemurnian minyak pelumas, pemurnian minyak nabati dan hewani, resin dan wax. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang masih harus diimpor dari luar negeri dan adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang pabrik furfural dengan kapasitas 10.000 ton/tahun dengan bahan tongkol jagung. Pabrik direncanakan berdiri di Pilangpayung, Jawa Tengah pada tahun 2012. Reaksi pembentukan furfural dari pentosan yang terkandung dalam tongkol jagung terjadi melalui proses hidrolisa dan dehidrasi fase heterogen (padat-cair). Reaksi berlangsung di dalam reaktor batch pada suhu 206 oC dan tekanan 18 atm dengan waktu tinggal dalam reaktor selama 60 menit dan menggunakan steam sebagai pemanas. Yield reaksi sebesar 80% terhadap pentosan. Produk yang dihasilkan adalah furfural dengan kadar furfural sebesar 99%. Tahapan proses meliputi persiapan bahan baku tongkol jagung dan air, pembentukan furfural di dalam reaktor, dan pemurnian produk. Pemurnian produk dilakukan di dalam menara distilasi. Unit pendukung proses pabrik meliputi unit pengadaan air, steam, udara tekan, tenaga listrik, bahan bakar. Pabrik juga didukung laboratorium yang mengontrol mutu bahan baku dan produk serta bahan buangan pabrik yang berupa limbah cair dan padat. Limbah cair yang berupa filtrat dan distilat yang diolah di dalam unit pengolahan limbah. Limbah padat yang berupa sisa hasil proses diolah menjadi arang briket untuk bahan bakar boiler. Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non-shift. Dari hasil analisis ekonomi diperoleh, ROI (Return on Investment) sebelum dan sesudah pajak sebesar 58,8 % dan 44,1 %, POT (Pay Out Time) sebelum dan sesudah pajak selama 1,45 dan 1,85 tahun, BEP (Break-even Point) 42,15 %, dan SDP (Shutdown Point) 26,86 %. Sedangkan DCF (Discounted Cash Flow) sebesar 24,25 %. Dari tinjauan ekonomi pabrik tersebut cukup menarik untuk dipertimbangkan pendiriannya di Indonesia.