Abstrak


Hubungan tingkat pendidikan pasien dan keteraturan pengobatan tuberkulosis paru dengan strategi dots


Oleh :
Romadona - G0006148 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK Tujuan : Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 TB menduduki ranking ketiga sebagai penyebab kematian (9,4% dari total kematian) setelah penyakit sistem sirkulasi dan sistem pernafasan di Indonesia. Masalah yang dihadapi adalah sebagian besar penderita tuberkulosis adalah rakyat miskin yang tingkat ekonomi, pendidikan dan pengetahuan terhadap kesehatan sangat minim. Peningkatan jumlah penderita tuberkulosis ada korelasinya dengan daya beli masyarakat dan tingkat pendidikan atau pengetahuan. Penelitian ini bertujuan membuktikan adanya hubungan antara tingkat pendidikan pasien tuberkulosis paru dan keteraturan pengobatan tuberkulosis paru dengan strategi DOTS. Metode : Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan 41 sampel pasien penderita tuberkulosis paru dengan model pengobatan teberkulosis paru strategi DOTS. Tiap sampel diharuskan mengisi kuesioner yang didahului dengan wawancara. Data tersebut kemudian dianalisis dengan uji chi-kuadrat. Hasil : Berdasarkan hasil uji chi-kuadrat menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan pasien dan keteraturan pengobatan tuberkulosis paru dengan strategi DOTS. Pasien dengan pendidikan rendah dan pendidikan tinggi mempunyai kecenderungan yang sama dalam keteraturan pengobatan. Simpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan pasien dan keteraturan pengobatan tuberkulosis paru dengan strategi DOTS. Persentase pasien dengan pendidikan rendah adalah 63,42%, sedangkan pasien dengan pendidikan tinggi sebesar 36,58%. Total persentase pasien yang teratur berobat adalah 90,20%. Kata kunci : Tingkat Pendidikan – Tuberkulosis Paru – Keteraturan Pengobatan Strategi DOTS ABSTRACT Objective: Based on Household Health Survey (SKRT) 2001 TB ranks third as a cause of death (9.4% of total deaths) after the circulatory system and respiratory system disease in Indonesia. The problem is that most patients with tuberculosis are poor with minimal economic level, education, and knowledge on health. An increasing number of patients with tuberculosis are correlated with purchasing power and level of education or knowledge. This research aims to prove the relationship between patients’ education level and regularity of pulmonary tuberculosis treatment with DOTS strategy. Methods: The study was observational analytic with cross sectional approach. This study is using 41 samples of pulmonary tuberculosis patients which take pulmonary tuberculosis treatment with DOTS strategy. Each sample is required to complete a questionnaire that preceded the interview. Then the data is analyzed with chi-square test. Results: Based on the results of chi-square test showed no significant relationship between patients’ education level and regularity of pulmonary tuberculosis treatment with DOTS strategy. Patients with low education and higher education have the same tendency in the regularity of treatment. Conclusion: No significant correlation between patients’ educational level and regularity of pulmonary tuberculosis treatment with DOTS strategy. The percentage of patients with low education was 63.42%, while patients with higher education amounted to 36.58%. Total percentage of patients who regularly seek treatment is 90.20%. Keywords : Educational Level – Pulmonary Tuberculosis – DOTS Strategy Treatment