Penggunaan transliterasi kosakata Arab yang berbeda
dengan pedoman transliterasi Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1987 sering ditemui dalam media
sosial akun-akun keagamaan. Perbedaan penulisan transliterasi ini berpotensi
memengaruhi representasi bunyi secara fonetik, sehingga penelitian ini
dilakukan untuk mendeskripsikan bentuk penulisan transliterasi Arab-Latin dan
unsur fonetik transliterasi antara konsonan dan vokal Arab dengan Indonesia.
Penelitian ini menggunakan teori fonologi khususnya
fonetik dan grafologi yang membahas
tentang grafem dan terbagi menjadi transkripsi serta transliterasi. Pendekatan
yang digunakan adalah linguistik sinkronis dengan jenis penelitian kualitatif
deskriptif. Data primer diperoleh dari teks transliterasi Arab-Latin yang
terdapat dalam caption dan komentar ketiga akun @nahdlatululama,
@lensamu, dan @rumayshocom pada periode November 2024 hingga Maret 2025.
Penyediaan data dilakukan dengan metode simak dengan teknik catat. Metode
Analisa data dilakukan dengan metode padan ortografis dan teknik hubung banding
menyamakan, membedakan, serta menyamakan hal pokok.
Hasil penelitian menunjukkan enam bentuk dalam
penulisan transliterasi: mono, duo, tri, tetra, penta,
dan hexa-transliteration, yang mengindikasikan jumlah variasi
transliterasi pada tiap konsonan dan vokal. Penelitian juga mengidentifikasi
unsur-unsur fonetik variasi transliterasi tersebut, seperti perbedaan titik
artikulasi, cara artikulasi, pergetaran pita suara, bentuk bibir, struktur
lidah, hingga posisi lidah. Dalam Teknik penulisannya, ditemukan enam teknik:
aproksimasi bunyi, asimilasi, kombinasi, omisi, posisional, dan lokalisasi.